kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.095   -25,00   -0,16%
  • IDX 7.108   -49,86   -0,70%
  • KOMPAS100 1.064   -9,05   -0,84%
  • LQ45 834   -8,40   -1,00%
  • ISSI 216   -2,01   -0,92%
  • IDX30 426   -3,80   -0,88%
  • IDXHIDIV20 514   -4,38   -0,84%
  • IDX80 121   -1,10   -0,90%
  • IDXV30 127   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 142   -1,29   -0,90%

Bursa Efek Indonesia (BEI) Tengah Kaji Tata Kelola Bursa Karbon


Jumat, 27 Januari 2023 / 11:59 WIB
Bursa Efek Indonesia (BEI) Tengah Kaji Tata Kelola Bursa Karbon
Bursa Efek Indonesia (BEI) Tengah Kaji Tata Kelola Bursa Karbon


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA.  Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mendapatkan izin menjadi penyelanggara bursa karbon dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Amanat ini sesuai dengan Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan.

Bursa karbon merupakan sistem yang mengatur perdagangan karbon atau catatan kepemilikan unit karbon untuk mengurangi emisi gas rumah kaca melalui kegiatan jual beli unit karbon.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik mengatakan, BEI telah mempelajari berbagai bursa karbon di negara-negara lainnya.

Baca Juga: BEI akan Kembangkan Bursa Karbon, Begini Progresnya

Seperti Korea Selatan, Inggris, Uni Eropa dan juga Malaysia, walaupun tidak dikunjungi secara langsung. 

"Masing-masing negara punya kebijakan sendiri dan ini kami jadikan referensi," jelas dia kepada KONTAN, Kamis (26/1).

Jeffrey menegaskan, saat ini BEI belum memutuskan untuk menjadikan salah satu bursa karbon di negara lain tadi sebagai acuan. 

Alasannya, mekanisme pengembangan bursa karbon sangat variatif.

Menurut Jeffrey, ada bursa yang mendahulukan voluntary carbon market (VCM), ada juga yang mengembangkan mandatory dan voluntary secara bersamaan. 

Selain itu ada juga yang memperdagangkan karbon melalui futures atau spot market. 

"Karena ini adalah hal yang baru, kami masih mencari bentuk terbaik untuk negara masing-masing," jelas Jeffrey.

Baca Juga: Tren Harga Batubara Masih Tetap Hot, Saham Emiten Penambang Kian Melambung

Jadi BEI belum bisa membuka gambaran secara detail mekanisme penyelenggaraan bursa karbon. 

BEI juga masih berdiskusi dan koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait.

Analis Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menilai, akan lebih masuk akal bila BEI membuat indeks karbon daripada membuat bursa terpisah. 

Sehingga emiten yang memenuhi syarat ramah lingkungan bisa menjadi anggota indeks tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×