kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Obligasi syariah masih menawan


Rabu, 16 November 2016 / 11:29 WIB
Obligasi syariah masih menawan


Reporter: Petrus Sian Edvansa | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Berkah investasi syariah rupanya tidak luput dari tekanan efek Trump. Lihat saja kinerja obligasi syariah. Dalam kurun waktu sekitar tiga bulan terakhir, return obligasi syariah terlihat mengalami penurunan.

Merujuk data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), selama sekitar tiga bulan terakhir, return sukuk negara dan korporasi turun sekitar 1,10%. Sementara dalam sebulan terakhir, penurunan mencapai 1,63%.

Penurunan ini terjadi lantaran indikasi kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) bulan depan semakin kuat. "Akibatnya, kinerja sukuk juga terkoreksi," terang Wawan Hendrayana, Senior Research & Investment Analyst Infovesta Utama.

Puncaknya terjadi ketika terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat (AS) direspons kurang baik oleh investor. "Tercatat, per 11 November ini, kepemilikan asing di SBSN (sukuk negara) susut sebesar Rp 0,27 triliun menjadi Rp 11,72 triliun dibandingkan dengan bulan sebelumnya," kata Beben Feri Wibowo, analis Pasar Dana.

Sebelumnya pada bulan Oktober, kepemilikan asing juga sudah menyusut sebesar Rp 1,67 triliun dibandingkan dengan bulan September menjadi Rp 11,99 triliun.

Analis IBPA Nicodimus Anggi Kristiantoro menambahkan, selain potensi kenaikan suku bunga acuan The Fed, masih mandeknya perekonomian China sebagai mitra dagang terbesar Indonesia juga turut mempengaruhi turunnya imbal hasil obligasi syariah belakangan ini.

Toh, obligasi syariah tetap mencetak kinerja positif sepanjang tahun ini. Per 14 November 2016, total return sukuk negara dan korporasi sejak awal tahun mencapai 12,88%.

Wawan menerangkan, imbal hasil obligasi syariah menanjak di awal tahun didorong tren penurunan suku bunga Bank Indonesia yang mengerek harga sukuk. Selain itu, kinerja sukuk masih lebih oke ketimbang obligasi konvensional.

Koreksi yang dialami sukuk tidak sedalam koreksi pada obligasi konvensional. "Ini karena transaksi sukuk masih belum sebanyak dan sevolatil transaksi obligasi konvensional," terang Nico.

Bandingkan saja, dalam tiga bulan terakhir, rata-rata harga sukuk negara terkoreksi sebesar 370 basis poin, sedangkan surat utang negara terkoreksi hingga 560 basis poin.

Lalu dari segi return, imbal hasil sukuk secara komposit turun sebesar 1,10% dan obligasi konvensional secara komposit turun hingga 3,12%.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×