kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Obligasi korporasi jatuh tempo capai Rp 26 triliun


Rabu, 04 Oktober 2017 / 19:16 WIB
Obligasi korporasi jatuh tempo capai Rp 26 triliun


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Periode Oktober hingga Desember 2017 ramai obligasi korporasi yang akan jatuh tempo. Ahmad Mikail Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyebut, obligasi korporasi yang akan jatuh tempo pada periode kuartal empat berjumlah Rp 26,6 triliun yang terdiri dari 30 perusahaan.

Sementara Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Lili Indarli menyebut, obligasi pada kuartal IV masih tersisa 42 seri surat utang dengan total nilai Rp 24,06 triliun.

Mikail menilai jumlah jatuh tempo tersebut terbilang cukup besar, mengingat pada 2016 jatuh tempo obligasi untuk periode Oktober-Desember hanya mencapai Rp 5,1 triliun.

Ramainya obligasi yang akan jatuh tempo membuat tingkat likuiditas di pasar keuangan cukup banyak. "Hal tersebut diukur dari loan to deposit ratio (LDR) perbankan yang cenderung turun serta suku bunga antar bank juga cenderung turun," kata Mikail, Senin (2/10).

Mikail mengatakan, likuiditas akan semakin banyak di pasar modal dan keuangan jika penyerapan anggaran pemerintah bisa diatas 80% pada kuartal IV.

Menurut Lili, likuditas di pasar yang banyak sebanding dengan penerbitan obligasi korporasi jelang akhir tahun yang ia prediksi juga akan semarak. "Akan ada refinancing. Asal tahu saja total new issuance dari awal tahun hingga September 2017 sudah sebesar Rp 103,85 triliun," kata Lili.

Mikail mengatakan obligasi korporasi akan menjadi instrumen investasi yang banyak diburu investor. Maklum saja, mengingat kupon obligasi masih cukup tinggi. "Obligasi rating AAA masih menawarkan kupon sebesar 7,5% untuk tenor lima tahun," kata Mikail.

Apalagi, Mikail menambahkan, kecenderungan inflasi yang terus turun membuat tingkat suku bunga acuan berkemungkinan kembali turun di level 4%. "Untuk tahun depan inflasi kemungkinan lebih rendah karena harga komoditas energi cenderung turun," kata Mikail. Hal ini membuat Bank Indonesia berkemungkinan melanjutkan kebijakan easy monetary policy.

Selain itu menurut Mikail, investor asing masih akan memburu obligasi pemerintah terutama untuk tenor jangka menengah dan panjang karena harga yang masih relatif murah. Mikail memprediksikan kupon obligasi korporasi dan pemerintah ke depan akan kembali turun karena tingkat suku bunga diprediksikan kembali turun.

Dengan begitu, Mikail menyarankan investor dapat menerapkan strategi dengan memilih obligasi korporasi jangka pendek dan menengah seperti MTN dan obligasi bertenor lima tahun ketimbang deposito. "Karena return obligasi masih lebih baik dibanding deposito," kata Mikail.

Lili mengingatkan, investor perlu melihat tingkat kupon yang ditawarkan emiten di tahun depan. Jika pasar obligasi berlanjut bullish pada tahun depan, maka kupon obligasi korporasi berpotensi untuk ikut turun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×