CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Obligasi korporasi dinilai berpotensi beri return 8% pada tahun ini


Rabu, 17 Februari 2021 / 21:15 WIB
Obligasi korporasi dinilai berpotensi beri return 8% pada tahun ini
ILUSTRASI. Aktivitas karyawan yang memantau perdagangan obligasi atau surat utang di dealing room Bank BRI di Jakarta, Selasa (12/8). Kompas/Iwan Setiyawan (SET) 12-08-2014


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berharap pada pemulihan ekonomi yang lebih positif di tahun ini, obligasi korporasi diprediksi mampu memberikan return hingga 8% di 2021. Syaratnya, investor tetap harus memperhatikan beberapa faktor utama sebelum memburu obligasi korporasi.

Mengutip laman Bursa Efek Indonesia (BEI), pada penutupan perdagangan Rabu (17/2) total return untuk indeks obligasi korporasi INDOBeXC-TR berada di level 336,27, sedangkan untuk total return indeks obligasi pemerintah berada di level 306,9.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, tren suku bunga rendah ikut menyeret penurunan yield atau imbal hasil obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN). 

Baca Juga: Punya prospek positif, sekarang waktu yang tepat melirik obligasi korporasi?

Selain itu, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang saat ini berada di bawah 3,5% mendorong pelaku pasar untuk mencari alternatif instrumen investasi dengan imbal hasil yang lebih tinggi.

Di samping itu, pemulihan ekonomi menjadi alasan bagi korporasi untuk mulai ekspansi dan berani menawarkan obligasi dengan imbal hasil lebih tinggi. Bahkan, Wawan melihat bahwa imbal hasil yang ditawarkan korporasi saat ini berada di level yang sama seperti sebelum terjadi pandemi Covid-19.

"Bagi investor yang berani mengambil risiko lebih, obligasi korporasi jadi pilihan menarik. Apalagi, yield yang ditawarkan berkisar 8% hingga 9%," ungkap Wawan kepada Kontan, Rabu (17/2).

Baca Juga: Likuiditas pasar tinggi, ORI019 laris manis

Meskipun begitu, risiko default untuk obligasi korporasi tetap ada, ditambah lagi risiko dari sisi likuiditas si penerbit obligasi korporasi itu sendiri. Untuk itu, penting untuk mempelajari fundamental dari korporasi penerbit obligasi korporasi, serta mengenal lebih dalam pemilik perusahaan. 

Wawan juga mengingatkan, karena obligasi korporasi cenderung sulit untuk dijual, sebaiknya dimiliki hingga tanggal jatuh tempo obligasi tersebut. 

Sehingga, sudah jadi keharusan untuk mengetahui fundamental atau kinerja bisnis perusahaan penerbit, siapa pemiliknya, hingga kondisi likuiditas perusahaan. "Selama faktor-faktor tersebut bisa diimbangi, maka risiko default dan risiko likuiditas bisa dihindari ke depan," tekannya. 

Baca Juga: Penjualan ORI019 tembus Rp 25 triliun, target penjualan midis terlampaui

Melihat prospek yang lebih positif pada program vaksinasi Covid-19 dan harapan pemulihan ekonomi di 2021, Wawan meyakini minat investor akan obligasi korporasi masih akan mengalami peningkatan. Bahkan Wawan juga melihat peluang bagi INDOBeXC-TR obligasi korporasi untuk menyentuh level tertinggi baru. 

Adapun untuk potensi return obligasi korporasi tahun ini diperkirakan berada di kisaran 8% untuk obligasi dengan rating A. Sedangkan untuk rating AAA diprediksi mampu memberikan imbal hasil sekitar 7%. Sedangkan untuk diversifikasi, Wawan cenderung lebih merekomendasikan obligasi pemerintah dengan risiko default yang rendah. 

"Untuk obligasi korporasi, BUMN lebih prudent, sedangkan swasta bisa lihat dari bisnisnya, kalau aman dari pandemi, oke. Bidangnya bisa keuangan, farmasi, consumer goods, telkom dan tower atau menara. Sedangkan sektor jasa, risikonya cenderung masih tinggi," tandasnya.

Selanjutnya: Harga emas kembali terkoreksi, dipicu kenaikan yield obligasi global

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×