Reporter: Riska Rahman | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Instrumen obligasi kini menjadi pilihan emiten sebagai instrumen pelunasan utang. Beberapa emiten yang utangnya jatuh tempo tahun ini menggunakan surat utang untuk melunasi kewajiban perusahaan dalam waktu dekat.
Ambil contoh, PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII). Emiten yang melantai di bursa sejak 2016 ini menerbitkan obligasi senilai Rp 100 juta untuk membayar utang obligasi yang akan jatuh tempo Desember tahun ini.
"Kami sudah menerbitkan obligasi Juni lalu untuk refinancing ," ujar Wakil Direktur Utama AGII Rachmat Harsono kepada KONTAN, Kamis (3/8).
PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) juga memilih menerbitkan surat utang untuk membayar utang obligasi. Bedanya, APLN memilih menerbitkan obligasi dalam dollar Amerika Serikat (AS) untuk membayar utang Obligasi II Agung Podomoro Land Tahun 2012 yang akan jatuh tempo pada 15 Agustus mendatang.
"APLN baru menerbitkan global bond yang sebagian akan dipakai untuk pelunasan obligasi yang akan jatuh tempo tersebut," papar Wibisono, Investor Relations APLN saat dihubungi KONTAN.
Global bond yang diterbitkan melalui anak usahanya, APL Realty Holding Pte. Ltd., memiliki nilai sebesar US$ 300 juta. Obligasi global tersebut diterbitkan di Singapura dan telah diterbitkan pada Juni lalu. Rencananya, sekitar 30% dari nilai bersih surat utang global ini akan digunakan untuk membayar utang obligasi APLN yang diterbitkan tahun 2012 lalu senilai Rp 1,2 triliun.
Emiten properti lainnya, PT Hanson International Tbk (MYRX) juga sempat menyuarakan niatnya untuk menerbitkan obligasi demi melunasi beberapa utang bank yang akan jatuh tempo di 2017 ini. Namun, Direktur Utama MYRX Benny Tjokrosaputro mengatakan, perusahaan batal menerbitkan obligasi tersebut.
"Arus kas dari penjualan sudah cukup baik, jadi kami belum terlalu perlu untuk menerbitkan obligasi untuk membayar utang-utang yang akan jatuh tempo tahun ini," katanya kepada KONTAN kemarin.
Kas internal perusahaan di semester 1 tahun ini memang meningkat. Pada periode ini, perusahaan mencatatkan arus kas dan setara kas sebesar Rp 739,07 miliar atau meningkat 122,81% dibanding kas internal MYRX akhir 2016 lalu. Lonjakan kas ini disebabkan aksi korporasi penawaran umum perdana anak usahanya, PT Armidian Karyatama Tbk yang berhasil meraup Rp 500 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News