kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.855   10,00   0,06%
  • IDX 7.383   69,47   0,95%
  • KOMPAS100 1.121   5,46   0,49%
  • LQ45 876   1,40   0,16%
  • ISSI 225   0,73   0,33%
  • IDX30 448   1,01   0,23%
  • IDXHIDIV20 536   0,07   0,01%
  • IDX80 127   0,45   0,36%
  • IDXV30 130   -0,11   -0,09%
  • IDXQ30 148   0,02   0,01%

Nusantara Sawit Sejahtera (NSSS) Tetapkan Harga IPO Rp 127 per Saham


Rabu, 01 Maret 2023 / 10:48 WIB
Nusantara Sawit Sejahtera (NSSS) Tetapkan Harga IPO Rp 127 per Saham
ILUSTRASI. Pabrik kelapa sawit?PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSSS). Nusantara Sawit Sejahtera (NSSS) berpotensi megnantongi dana IPO Rp 453,16 miliar.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSSS) berencana melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 3,57 miliar saham dengan nilai nominal Rp 50.

Saham tersebut mewakili sebanyak-banyaknya 15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah penawaran umum perdana. NSSS telah menetapkan harga penawaran saham kepada masyarakat di Rp 127 per saham.

Dengan harga dan jumlah saham tersebut, dana segar yang berpotensi dihimpun NSSS dari aksi ini bisa mencapai Rp 453,16 miliar.

Seiring dengan penawaran saham baru, NSSS akan menerbitkan Waran Seri I sebanyak-banyaknya 1,78 miliar atau 8,82% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO.

Baca Juga: Emiten Perkebunan Mendapat Angin Segar Dari Kenaikan Harga CPO

Waran Seri I yang menyertai penerbitan saham baru adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian saham bernilai nominal Rp 50 dengan harga pelaksanaan di Rp 190. Dengan demikian, dana hasil penerbitan waran sebanyak-banyaknya adalah Rp 338,98 miliar.

Dana hasil IPO rencananya akan digunakan untuk membiayai pembangunan fasilitas produksi, pembiayaan penanaman baru, dan modal kerja entitas anak. Dana tersebut akan disalurkan melalui mekanisme penyertaan modal.

PT Borneo Sawit Perdana (BSP) menjadi salah satu anak usaha yang akan menerima suntikan modal dengan dana hasil IPO. Sekitar 29,8% akan digunakan untuk belanja modal dalam membangun pabrik kelapa sawit seluas 40 hektare (ha) berkapasitas 60 ton tandan buah segar (TBS) per jam.

PT Bina Sarana Sawit Utama (BSSU) juga akan mendapat suntikan dana hasil IPO, sekitar 47% akan digunakan untuk belanja modal dalam rangka penanaman baru perkebunan sawit. Dari jumlah tersebut, 15%  di antaranya akan dipakai untuk pembebasan lahan seluas 6.831 ha agar berstatus hak guna usaha (HGU). Adapun sisa anggaran akan dipakai untuk proses pembibitan hingga pemupukan selama periode belum menghasilkan.

Baca Juga: IPO NSSS, Valuasi Harga Saham Perdananya Lebih Mahal Ketimbang Emiten Sawit yang Lain

Sekitar 10,6% dana hasil IPO akan disalurkan kepada PT Prasetya Mitra Muda untuk pemenuhan modal kerja PMM dalam pembelian pupuk dan agrokimia atau bahan kimia pertanian.

Indikasi jadwal untuk IPO ini yaitu tanggal efektif pada 28 Februari 2023, dan perkiraan masa penawaran umum pada 2—8 Maret 2023. Tanggal penjatahan diperkirakan jatuh pada 8 Maret 2023, perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik pada 9 Maret 2023, dan perkiraan pencatatan saham dan waran seri I pada BEI pada 10 Maret 2023.

Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam penawaran umum perdana saham ini adalah PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Mirae Asset Indonesia, dan PT Sucor Sekuritas, dan PT Samuel Sekuritas Indonesia.

PT Mitra Agro Dharma Unggul merupakan pemegang saham mayoritas NSSS sebelum IPO dengan persentase kepemilikan sebesar 59,11%. Kemudian Ir. Teguh Patriawan mengempit 17,12% saham, PT Nusantara Makmur Lestari 10,75%, Yantoni Kerisna sebesar 6,14%, Thomas Tampi sebesar 5,00%, dan PT Bina Palangka Makmur sebesar 1,88%.

Baca Juga: Tiga Emiten Masuk Masa Book Building, Mana Yang Menarik?

Per September 2022, penjualan NSSS mencapai Rp 864,31 miliar. Pencapaian ini naik 13,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 763,38 miliar.

Kenaikan penjualan didorong oleh peningkatan penjualan CPO sebesar 9,5% dan peningkatan penjualan PK sebesar 17,3%. Ini dipicu oleh kenaikan harga jual rata-rata CPO sebesar 17,8% dan kenaikan harga jual rata-rata PK sebesar 26,8%.

Nusantara Sawit Sejahtera membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 66,07 miliar. Laba tersebut turun 56,1%, dari periode sama 2021 yang mencapai Rp 147,56 miliar. Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan laba sebelum manfaat pajak penghasilan badan sebesar Rp 89,98 miliar atau sekitar 46,3%.

Baca Juga: Bisnis Masih Cuan, Prospek Saham IPO Menawan

Total aset Nusantara Sawit per 30 September 2022 turun 1,4% menjadi Rp 2,93 triliun dari posisi Desember 2021 sebesar Rp 2,97 triliun. Penurunan disebabkan oleh penurunan aset lancar sebesar Rp 123,59 miliar atau sebesar 31,1%.

Sedangkan total liabilitas perseroan mengalami penurunan sekitar 4,5% menjadi Rp2,30 triliun dari Rp 2,41 triliun per 31 Desember 2021. Ini disebabkan oleh penurunan liabilitas jangka pendek sebesar Rp 121,9 miliar atau sebesar 33,6%.

Adapun total ekuitas NSSS meningkat sebesar 11,8% menjadi Rp 625,326 miliar dari posisi Desember 2021 sebesar Rp 559,254 miliar. Kenaikan tersebut disebabkan oleh penurunan akumulasi rugi sebesar Rp 66,07 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×