Reporter: Grace Olivia | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah bergerak dalam kondisi konsolidasi, mata uang poundsterling tampak lebih bertenaga di hadapan euro. Sentimen positif dari rilis data penjualan ritel Inggris yang melebihi ekspektasi memberi angin segar bagi mata uang Sterling tersebut. Namun, sejatinya pasangan EUR/GBP diproyeksi masih berada dalam tekanan kondisi fundamental negaranya masing-masing.
Mengutip Bloomberg, Jumat (25/5) pukul 07.30 WIB, pasangan EUR/GBP mulai menguat tipis 0,04% ke level 0,8761. Namun, dalam pekan ini EUR/GBP cenderung melemah. "Euro sedang tertekan isu politik pasca pemilu Italia serta data-data ekonomi terakhir yang negatif," ujar Faisyal, analis Monex Investindo, Kamis (24/5).
Tambah lagi, notulensi rapat Bank Sentral Eropa (ECB) yang dirilis tengah malam tadi menunjukkan sikap dovish, di mana ECB memutuskan masih akan mempertahankan kebijakan moneternya yang longgar seperti saat ini.
Kendati demikian, Faisyal menilai, kondisi poundsterling juga masih rawan pelemahan. Pasalnya, mata uang ini masih tertekan ketidakpastian Brexit, serta belum adanya sinyal optimisme Bank Sentral Inggris (BoE) untuk mengetatkan moneter.
"Data penjualan ritel memang positif, tapi dampaknya tidak sebesar data inflasi. Kemarin, inflasi Inggris masih dirilis di bawah ekspektasi," terangnya. Inflasi Inggris di bulan April, Rabu (23/5) lalu, dirilis di level 2,4% yoy atau lebih rendah dari posisi bulan sebelumnya di level 2,5%.
Sementara, analisis teknikal pasangan EUR/GBP masih mengonfirmasi potensi pelemahan. Faisyal melihat saat ini harga masih bergerak di bawah MA 10, MA 50, maupun MA 200. Indikator MACD juga masih dalam teritori negatif di level 0,000161. Sementara, indikator stochastic dan RSI masing-masing berada di level 52,15 dan 40,22.
Untuk hari ini, Jumat (25/5), Faisyal pun memberi rekomendasi sell on rally untuk pasangan EUR/GBP dengan prediksi harga bergerak dalam kisaran support 0,8730 - 0,8710 - 0,8680 dan resistance 0,8750 - 0,8770 - 0,8800.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News