Reporter: Grace Olivia | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan mata uang euro di hadapan rival utamanya, dollar Amerika Serikat (AS) masih terus tertahan. Di tengah optimisme pelaku pasar terhadap perekonomian AS, data-data ekonomi kawasan Eropa justru terus meleset dari ekspektasi. Sementara, meski data tenaga kerja AS dirilis agak mengecewakan, dollar AS tampaknya tetap melaju.
Mengutip Bloomberg, Jumat (4/5) pasangan mata uang EUR/USD ditutup melemah 0,27% ke level 1,1955. Sementara, indeks dollar masih tampak menguat hingga akhir pekan lalu dan bertengger di atas level 92.
Analis Rifan Financindo Berjangka Puja Purbaya Sakti, menilai, pelemahan kurs euro masih disebabkan oleh data inflasi Uni Eropa yang pada bulan lalu merosot di luar ekspektasi. Inflasi tercatat turun ke level 1,2% yoy, di bawah ekspektasi 1,3% yoy. "Akibatnya, Bank Sentral Eropa (ECB) dipandang akan kesulitan mewujudkan pemangkasan stimulus moneter (tappering) di akhir tahun ini, " ujar Puja, Minggu (6/5).
Selain itu, tambah Puja, pihak Komisi Eropa juga menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Zona Euro pada musim semi ini akan lebih terpengaruh oleh faktor eksternal seperti volatilitas pasar.
Di sisi lain, Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (4/5) merilis data Non Farm Payroll bulan April yang bertambah 164.000, lebih tinggi dari kenaikan pada Maret sebesar 135.000. Namun, laporan NFP ini masih berada jauh di bawah ekspektasi dengan prediksi pertumbuhan 190.000. Meski begitu, laporan tenaga kerja AS ini rupanya tidak mampu memberikan sentimen positif bagi kurs euro untuk bisa kembali menguat.
Besok, Senin (7/5), akan dirilis indikator ekonomi Indeks Manajer Pembelian (PMI) Sektor Ritel di Kawasan Eropa yang diprediksi akan mengalami penurunan dari 50.1 menjadi 49.6. Semakin turunnya indeks yang mengukur tingkat aktivitas manajer pembelian di sektor ritel ini akan berdampak negatif bagi kurs Euro.
Secara teknikal, Puja menganalisis kondisi pasangan EUR/USD pada grafik daily terlihat dari indikator Moving Average Exponential masih menunjukkan sinyal bearish. Selanjutnya, indikator Vortex Indicator juga dalam kondisi Red over Blue di mana masih berpotensi untuk lanjutkan koreksi. Begitu pula pada indikator True Strengh Indicator yang masih berada di area rendah.
Puja memberi rekomendasi sell untuk pasangan EUR/USD selama harga masih di bawah 1.1929. Ia memproyeksi EUR/USD akan bergerak dalam rentang level support antara 1,1911 - 1,1867 - 1,1781 dan resistance antara 1,1997 - 1,2039 - 1,2125.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News