Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali tertekan pada perdagangan hari ini. Pergerakan mata uang Garuda terbatas karena harga minyak menguat lagi, kurs dollar Amerika Serikat (AS) menguat, dan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga.
Mengutip Bloomberg pada Kamis (25/4) rupiah ditutup melemah 0,57% di level Rp 14.186 per dollar AS. Sementara dalam kurs tengah BI mata uang Garuda melemah 0,30% menjadi Rp 14.154 per dollar AS.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juni 2019 di New York Mercantile Exchange naik 0,42% atau berada di level US$ 66,17 per barel. Akibatnya Indonesia sebagai negara net importer minyak perlu menggelontorkan rupiah lebih banyak guna memenuhinya.
Kedua, dollar AS terpantau menguat sebab diuntungkan oleh pelemahan mata uang utama lainnya seperti euro dan poundsterling. Analis Monex Investindo Futures menilai dollar AS secara berkelanjutan menguat pascarilis data penjualan rumah di AS kemarin yang positif.
Ketiga, dari dalam negeri sentimen datang dari kebijakan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-DRR di level 6%. “Ini dipandang pesimistis oleh pasar, yang lebih senang bila BI 7-DRR dipangkas,” kata Faisyal kepada Kontan.co.id, Kamis (25/4).
Sebab, kondisi ekonomi global yang melemah seharusnya menjadi momentum bagi BI untuk menjalankan stimulus dengan memotong suku bunga acuan. Tetapi, kata Faisyal stimulus itu masih mungkin dilaksanakan di kebijakan selanjutnya, karena situasi politik saat ini masih menunggu hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Untuk perdagangan besok kata Faisyal rupiah masih dalam tren terkoreksi. Pasar akan fokus pada rilis data gross domestic product (GDP) AS kuartal-I yang diramal masih aman. Adapun rentang pergerakan rupiah besok katanya berada di level Rp 14.120-Rp 14. 240 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News