Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah diperkirakan berlanjut melemah pada Rabu (31/7). Pada Selasa (30/7), rupiah spot melemah 0,12% ke Rp 16.300 per dolar Amerika Serikat (AS) dan rupiah di JISDOR turun 0,20% ke Rp 16.320 per dolar AS.
Pengamat pasar Valas dan Founder kepointrading.com, Alwi Assegaf mengatakan, pelemahan rupiah seiring menguatnya indeks dolar. Sementara dari pasar masih cenderung wait and see menantikan hasil pertemuan FOMC dan rilis sejumlah data ekonomi AS.
"Namun terlihat saat ini masih ada risk off di pasar, yang artinya masih ada ketidakpastian," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (30/7).
Baca Juga: Loyo, Rupiah Spot Melemah 0,12% ke Rp 16.300 Per Dolar AS Pada Selasa (30/7)
Alwi menyebutkan, ketidakpastian terjadi di AS dengan dinamika politiknya. Ia mengatakan, ada kebijakan Trump yang dianggap bisa meningkatkan inflasi, seperti pemangkasan pajak dan peningkatan harga impor.
"Dengan kondisi inflasi yang masih tinggi, sulit bagi the Fed untuk memangkas suku bunga," kata Alwi.
Dus, Alwi memperkirakan rupiah masih akan bergerak sideways dengan kecenderungan melemah tipis. Ia memprediksi rupiah bergerak di Rp 16.260 - Rp 16.350 per dolar AS.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menebak, pada FOMC bulan ini, The Fed akan mempertahankan suku bunga di level saat ini. Namun, sinyal apa pun tentang kapan The Fed mulai memangkas suku bunga akan diawasi dengan ketat.
Sentimen risk off lainnya juga berasal dari serangkaian berita ekonomi yang mengecewakan dari China. Citi memangkas perkiraan pertumbuhan Tiongkok menjadi 4,8% dari 5% setelah pertumbuhan kuartal II tidak memenuhi perkiraan, dengan catatan bahwa aktivitas ekonomi semakin melemah pada bulan Juli.
Ibrahim juga berpandangan rupiah akan bergerak fluktuatif dan ditutup melemah dengan rentang Rp 16.290 - Rp 16.350 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News