kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nilai transaksi harian bursa menembus target BEI


Jumat, 22 Februari 2013 / 15:12 WIB
Nilai transaksi harian bursa menembus target BEI
ILUSTRASI. Proses produksi beton precast di pabrik milik PT Waskita Karya divi si precast, Purwakarta, Rabu (14/5). WSBP bakal jual 3 pabrik senilai Rp 709 miliar, berikut rencana penggunaan dananya.


Reporter: Issa Almawadi |

JAKARTA. Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terus menembus rekor diikuti pula oleh pertumbuhan nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam satu setengah bulan pertama ini, nilai transaksi rata-rata harian sudah lebih tinggi dibandingkan transaksi harian tahun lalu.

Direktur Utama BEI Ito Warsito mengatakan, nilai rata-rata transaksi hari hingga Kamis (21/2) sejak pembukaan perdagangan tahun ini telah mencapai Rp 5,35 triliun. Adapun sepanjang Februari, nilai rata-rata transaksi harian sudah mencapai Rp 5,7 triliun.

Nilai tersebut sudah jauh melampaui nilai transaksi harian rata-rata  sepanjang tahun lalu yang sebesar Rp 4,5 triliun. Malahan, nilai itu pun telah melebihi target transaksi harian rata-rata BEI untuk tahun ini yang mencapai Rp 5,5 triliun. 

Ito menjelaskan bahwa pencapaian ini terutama karena minat investor asing yang meningkat di  perdagangan pasar sekunder. "Hingga kemarin, net buy asing mencapai Rp 13,4 triliun. Secara historis itu cukup besar yang mencerminkan tingginya kepercayaan asing terhadap fundamental ekonomi dan emiten Indonesia," tutur Ito.

Namun ia juga melihat investor domestik masih mendominasi aktivitas transaksi saham harian. "Sepanjang tahun ini, domestik mendominasi transaksi sebanyak 60%," tambah dia. Meskipun begitu, porsi kepemilikan asing pada saham lebih besar, yakni mencapai 59%. 

Menanggapi hal itu, Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang melihat, peningkatan rata-rata nilai transaksi bursa karena likuiditas investor asing. "Ada switching obligasi ke pasar saham. Ini juga yang terjadi di Amerika," ucap Edwin.

Menurutnya, ini lantaran imbal hasil dari pasar saham lebih besar dari obligasi. Apalagi pasar obligasi akan stagnan selama belum terlihat adanya kenaikan atau penurunan tingkat suku bunga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×