Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai transaksi pasar saham di bulan Maret 2021 diperkirakan lebih ramai dibanding bulan sebelumnya. Pada bulan Februari 2021, rata-rata nilai transaksi bursa mencapai Rp 15 triliun per hari.
"Akan ramai pada Maret karena faktor data ekonomi dan kebijakan akomodatif yang diambil pemerintah, musim publikasi laporan keuangan 2020, dan aksi korporasi beberapa emiten,” ujar Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM dalam acara Mirae Asset Day Melihat Opportunity di Bulan Maret yang digelar secara virtual, Kamis (4/3).
Dia menambahkan, data ekonomi Indonesia menunjukkan minimnya perbaikan indeks PMI manufaktur dan inflasi. Melihat hal ini, pemerintah menyikapinya dengan menerbitkan kebijakan yang akomodatif. Misalnya, pemangkasan suku bunga acuan atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (7DRRR) oleh Bank Indonesia (BI) menjadi 3,5%.
Pemerintah juga menerapkan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) 0% untuk mobil dengan kapasitas 1.500 cc, uang muka atau down payment (DP) rumah 0%, dan pembebasan PPN rumah di bawah Rp 2 miliar. Langkah-langkah ini dilakukan agar memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini yang ditargetkan di 4,3% hingga 5,3%.
Baca Juga: Dirut Krakatau Steel Silmy Karim beli 354.600 saham KRAS
Faktor pendorong lainnya adalah laporan keuangan emiten yang mulai rilis di bulan Maret 2021. Adapun Mirae Asset Sekuritas mengamati, ada beberapa sektor yang diprediksi mencatatkan laba lebih baik secara tahunan (year on year) maupun kuartalan (quarter on quarter).
Beberapa sektor yang dimaksud adalah sektor bahan baku dengan emiten seperti ANTM, INCO, TINS, dan MDKA. Ada juga sektor bahan konsumsi primer seperti AALI, LSIP, SSMS, CPIN, JPFA, dan MAIN. Tidak ketinggalan sektor energi seperti ADRO, PTBA, ITMG, MEDC, dan ENRG. Sektor kesehatan seperti MIKA, HEAL, KLBF, dan SIDO dinilai kinerjanya juga membaik.
Mirae mengungkapkan, aksi korporasi beberapa emiten akan meramaikan transaksi di bursa bulan Maret 2201. Beberapa aksi yang akan dilakukan emiten di bulan ini seperti RUPS, pembagian dividen, rights issue, dan stock split.
Baca Juga: IHSG turun 1,37% ke 6.289 pada akhir perdagangan sesi I, Kamis (4/3)
Untuk dividen, Roger mengatakan ada beberapa emiten yang diprediksi memberikan dividen per lembar saham dengan cukup tinggi, salah satunya PTBA. Menurut catatan Mirae Asset Sekuritas, dividend yield PTBA diprediksi mencapai 6,8%.
Perhitungan ini dengan asumsi proyeksi dividen yang dibagikan tahun 2021 mencapai Rp 185 per saham. Adapun besaran proyeksi dividen itu mengacu pada payout ratio PTBA tahun lalu yang mencapai 92,7%. Sebagai gambaran, PTBA menebar dividen hingga Rp 326 per saham pada tahun 2020.
Selain pembagian dividen, aksi korporasi rights issue menjadi faktor pendorong lainnya. Asal tahu saja, ada empat emiten yang siap menggelar aksi penambahan modal yakni FREN, CENT, ENRG, ARTO, dan SAME. Aksi korporasi lain yang diperkirakan akan digelar pada bulan ini adalah stock split yang di lakukan oleh ERAA.
Baca Juga: Naik ratusan persen, saham tujuh bank ini kena suspend BEI
“Sehingga, asal tidak ada aral melintang, ketiga faktor utama tersebut diprediksi akan membuat nilai transaksi bursa pada Maret dapat lebih ramai daripada Februari, yang rata-rata per harinya mencapai sekitar Rp 15 triliun,” imbuh Roger.
Adapun pergerakan IHSG di bulan Maret 2021 diproyeksikan memiliki level support di 6.241 dan level resistance di 6.428. Investment Infomation Mirae Asset Sekuritas Martha Christina menambahkan, pergerakan IHSG di awal bulan ini cukup baik dengan menembus level psikologi di 6.322 dan ditutup naik 1,54% menjadi 6.338. Berkaca dari data awal ini, IHSG diperkirakan terkerek terbatas dipengaruhi rilis laporan keuangan taun 2020. Adapun target optimistis IHSG sepanjang Maret 2021 ini berada di 6.636.
Baca Juga: Dividen bebas pajak, saham-saham ini menjadi lebih menarik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News