Reporter: Ahmad Febrian, Yuliana Hema | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam bisnis teknologi, ekosistem dan sinergi adalah kunci memenangkan persaingan. Termasuk di industri telekomunikasi. Maka, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terus mengembangkan sinergi dan kerjasama demi mengejar pertumbuhan kedua emiten ini dalam jangka panjang. Sinergi dapat mendatangkan sumber pendapatan baru bagi kedua perusahaan di masa mendatang.
Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah pernah menyebut, synergy value dengan GOTO terus mengalami pertumbuhan. Ini sejalan dengan berbagai kerja sama yang dijalin. Pada 2023, nilai sinergi Grup Telkom atas investasi di GOTO mencapai Rp 1,7 triliun.
Dalam catatan Telkom, hingga kuartal I 2024, nilai sinergi dengan GOTO mencapai Rp 4,8 triliun. Nilai tersebut merupakan akumulasi dari awal Grup Telkom berinvestasi GOTO pada November 2020.
Agar bisa meningkatkan nilai sinergi itu, GOTO bakal terus meningkatkan kerjasama dan program-program baru. Seperti yakni Paket Swadaya Telkomsel. Dalam pipeline, anak usaha TLKM, Telkomsel berencana melakukan sinergi My Telkomsel dengan GOTO. Nantinya aplikasi Grup Telkom itu bisa dihubungkan dengan GOTO.
Telkomsel memang belakangan memperkuat aplikasi MyTelkomsel yang kini sudah menjadi aplikasi super alias superapps. Pekan lalu, Telkomsel menambahkan tiga fitur baru yakni menonton video, mendengarkan musik, dan bermain gim.Tak menutup kemungkinan Telkomsel akan menyatukan seluruh aplikasinya ke dalam superapps tersebut. Jika memang nanti terhubung dengan aplikasi GOTO, sinergi keduanya akan meningkat.
Di sisi lain, pertumbuhan bisnis GOTO juga membuka peluang peningkatan sinergy value. Ruang eksplorasi di ekosistem GOTO masih dapat dioptimalkan, baik di bisnis on demand service (Gojek), finansial maupun e-commerce.
Baca Juga: Sinergi Antara GOTO dan Telkom Berpotensi Menghasilkan Sumber Pendapatan
Pada paparan kinerja kuartal III-2024, GOTO melaporkan pertumbuhan kinerja di semua lini/ Mulai dari nilai transaksi bruto core GTV (gross transaction value) yang tumbuh 74% hingga jumlah pengguna bulanan alias monthly transacting user (MTU) yang meningkat 21% secara tahunan per akhir kuartal III-2024.
Bagaimana dampak sinergi ini ke saham TLKM ? Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas menilai, pergerakan saham TLKM dalam tren minor berada di posisi bearish. Sedangkan dalam tren mayornya, saham TLKM masih bergerak sideways. "Investor sudah mencermati atau priced in penurunan bottom line atau laba bersih TLKM," katanya kepada Kontan, Rabu (30/10).
Namun, Nafan masih merekomendasikan akumulasi beli saham TLKM dengan target jangka pendek di Rp 3.010. Sementara untuk jangka menengah dan panjang, Nafan memberikan target harga TLKM di level Rp 3.420 per saham dan Rp 3.700 per saham.
Sementara dalam riset terbaru Senin (4/11), BRI Danareksa mempertahankankan rekomendasi beli TLKM. Dasarnya, potensi peningkatan pertumbuhan laba di tahun 2025. TLKM diperdagangkan pada 4,3 kali EBITDA. Target harga tidak berubah, sebesar Rp 4.250, sekitar 5,7x EV/EBITDA 2025
Sedangkan Indo Premier melihat, hasil keseluruhan sembilan pertama 2024 sudah sesuai ekspektasi. Indopremier mempertahankan reklmendasi beli pada TLKM, dengan target harga sebesar Rp 4.100.
Selanjutnya: Punya Aset Jumbo, Danantara Harus Bebas dari Intervensi Politik
Menarik Dibaca: Zen Karaoke & Lounge Tangkap Peluang Bisnis Hiburan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News