kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.411.000   12.000   0,86%
  • USD/IDR 15.405   50,00   0,32%
  • IDX 7.761   -0,43   -0,01%
  • KOMPAS100 1.175   -2,26   -0,19%
  • LQ45 952   -0,21   -0,02%
  • ISSI 224   -0,88   -0,39%
  • IDX30 485   1,12   0,23%
  • IDXHIDIV20 585   0,27   0,05%
  • IDX80 133   0,07   0,05%
  • IDXV30 137   -0,53   -0,38%
  • IDXQ30 162   0,41   0,25%

Sinergi Antara GOTO dan Telkom Berpotensi Menghasilkan Sumber Pendapatan


Kamis, 15 Agustus 2024 / 19:41 WIB
Sinergi Antara GOTO dan Telkom Berpotensi Menghasilkan Sumber Pendapatan
ILUSTRASI. Seorang pejalan kaki melintasi The Telkom Hub di Jakarta, Senin (27/3/2023). PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) membukukan pendapatan senilai Rp147,3 triliun pada tahun 2022, meningkat 2,9 persen year on year (yoy) dari pendapatan 2021 sebesar Rp143,2 triliun. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay


Reporter: Ahmad Febrian, Yuliana Hema | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekosistem dan sinergi merupakan cara memenangkan persaingan. Maka, penguatan sinergi PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) bisa menjadi strategi baru mendorong pertumbuhan kedua emiten ini dalam jangka panjang. Sinergi juga diprediksi dapat mendatangkan sumber pendapatan baru bagi kedua perusahaan di masa mendatang.

TLKM terus mengincar pertumbuhan nilai sinergi alias synergy value atas investasi anak usahanya, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) di GOTO. Tahun 2023, nilai sinergi Grup Telkom atas investasi di GOTO mencapai Rp 1,7 triliun. Tahun ini, TLKM menargetkan akan ada pertumbuhan nilai sinergi sebesar 20%.

Sinergi antara TLKM dan GOTO harus dilakukan untuk meningkatkan performa kedua perusahaan. Sinergi ini sangat penting untuk mendatangkan sumber pertumbuhan pendapatan baru bagi kedua perusahaan. Yang jelas sinergi bisa meningkatkan performa ataupun kinerja perusahaan, jika berjalan dengan baik.

Penguatan sinergi kedua perusahaan, bisa mengeksplorasi potensi sumber pendpatan baru yang bisa menambah performa kedua perusahaan. Ini diharapkan berdampak positif terhadap laba bersih ke depan.

“Sinergi bisa saja dilakukan dengan penyatuan aplikasi GOTO dengan aplikasi elkom. Misalnya, platform Gojek atau GOTO bisa diakses melalui aplikasi MyTelkomsel ataupun sebelaiknya. Dengan demikian pelanggan yang berada dalam ekosistem Telkom dan GOTO dipermudah dalam transaksi dan aksesibilitas," kata Analis Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, dalam keterangannya, Kamis (15/8).  Arah ke sana terus terlihat. Seperti Telkomsel yang meningkatkan aplikasi MyTelkomsel menjadi super apps. 

Baca Juga: Gandeng Mitratel, Finnet Hadirkan E-Meterai dan E-Sign

Terkait prospek saham TLKM dan GOTO, Nafan mengatakan, keduanya layak dipertahankan beli dengan potensi penguatan ke depan. Saham TLKM direkomendasikan dengan akumulasi beli dengan target harga Rp 3.700 dan saham GOTO direkomendasikan beli dengan target harga Rp 74.

Target harga tersebut berdasarkan pada pola teknikal dan fundamental. Menurut dia, saham GOTO sudah mulai konsisten bergerak di atas level Rp 50. Meski GOTO masih mencatatkan rugi bersih yang besar hingga semester I-2024, dia mengatakan, investor perlu memahami, rugi bersih tersebut telah menurun drastis beberapa semester terakhir.

Apabila GOTO bisa mencapai titik impas EBITDA, bahkan cetak laba bersih, dia menyebutkan, bukan tidak mungkin pertumbuhan laba emiten teknologi ini akan pesat. Bahkan bisa mengalahkan pertumbuhan pendapatan, terutama datang dari sisi gross transaction value dan gross merchandise value.

Sementara itu, analis BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis mengatakan, kinerja keuangan Telkom sepanjang semester I-2024 sudah sesuai estimasi. Meskipun terjadi penurunan laba bersih sebanyak 7,8% menjadi Rp 11,76 triliun. "Dari sisi laba inti, perseroan mencatatkan kenaikan 4,2% dari Rp 12,48 triliun menjadi Rp 13 triliun. Angka tersebut setara dengan 50,9% dari target kami dan 50% dari target konsensus analis,” tulisnya dalam riset, pekan lalu.

Menurut dia, kinerja keuangan tersebut juga tergolong kuat di tengah penurunan daya beli konsumen dan berlanjutnya tingkat kompetisi sektor telekomunikasi. Pertumbuhan tersebut juga didukung sumber pendapatan yang terdiversifikasi disertai dengan jalur pertumbuhan fixed mobile convergence (FMC) yang terus menguat. BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham TLKM dengan target harga Rp 4.250.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024) Mudah Menagih Hutang

[X]
×