Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Nikel memimpin pelemahan pada logam industri lantaran Indonesia siap untuk membahas pelonggaran larangan ekspor. Logam industri tergerus kecuali aluminium yang menguat lantaran adanya masalah pengiriman dari China.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral hari ini menyatakan akan membahas kebijakan ekspor dengan para penambang nikel dan smelter dalam negeri pekan depan. Pemerintah mempertimbangkan untuk merevisi peraturan untuk mengizinkan pengiriman nikel selama 2017.
Mengutip Bloomberg, Rabu (26/10) harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange turun 0,7% menjadi US$ 10.150 pada pukul 10.31 waktu London. Logam ini telah mencatat kenaikan sepanjang tahun di tengah spekulasi pemangkasan output Filipina.
"Pasar nikel telah didominasi oleh resiko geopolitik pada pertengahan tahun 2016, dari Filipina dan Indonesia," ujar Nicholas Snowdon, analis Standard Chartered Plc yang berbasis di London dalam laporan yang dikutip Bloomberg, Rabu (26/10).
"Resiko ini dapat membawa efek penting pada prospek keseimbangan pasar," imbuhnya. Standard Chartered melihat harga rata - rata nikel tahun 2017 di kisaran US$ 11.275 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News