Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Meski data ekonomi China masih mixed, namun harga nikel berhasil mempertahankan kenaikan. Tren harga komoditas logam ini diprediksi akan bullish hingga akhir tahun 2016.
Mengutip Bloomberg, Kamis (20/10) pukul 08.40 WIB, harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange terangkat 0,04% jadi US$ 10.315 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Namun sepekan terakhir, harga menukik 1,10%.
Andri Hardianto, Research and Analyst Asia Tradepoint Futures mengatakan, data ekonomi China yang bervariasi mengakibatkan harga nikel menguat terbatas. Tengok saja. China mencatat produksi industri di September turun dari 6,3% jadi 6,1%.
Tapi di sisi lain, pertumbuhan kredit di Negeri Tirai Bambu ini melesat. Pada September 2016, pertumbuhan kredit mencapai 1,72 triliun yuan atau setara US$ 255 miliar. Ini jauh melampaui prediksi pasar, yakni 1,39 triliun yuan.
“Kenaikan kredit paling tinggi terjadi di sektor properti. Ini meningkatkan harapan pasar bahwa ekonomi China kembali stabil dan menggeliat,” ujar Andri.
Hal tersebut berhasil mendorong harga nikel. Apalagi fundamental nikel juga mendukung kenaikan harga. Pasar mengkhawatirkan pasokan nikel bakal defisit.
Di Indonesia, rencana pelonggaran ekspor konsentrat nikel batal. Produksi Vale Indonesia di kuartal III-2016 juga turun jadi 21.744 ton dibanding periode yang sama tahun lalu, 22.147 ton. Sedang di Filipina, pemerintah membatasi produksi nikel.
“Maka tidak heran, harga nikel naik lebih tinggi dibanding harga logam industri lain,” kata Andri.
Selain itu, permintaan nikel juga menggeliat, terutama dari sektor kendaraan elektronik dan baja. Andri memprediksi, harga nikel akhir tahun ini bisa menguat ke US$ 11.000 per metrik ton. Tapi pelaku pasar juga perlu mewaspadai potensi kenaikan dollar AS, yang bisa menggerus harga nikel.
Dari sisi teknikal, harga bergerak di atas moving average (MA) 50 namun sudah di bawah MA 100 dan 200. MACD di area histogram positif berpola uptrend. Hanya saja RSI level 50 dan stochastic level tengah, keduanya masih di area netral cenderung positif.
Andri memprediksi harga nikel Jumat (21/10) naik tipis ke US$ 10.235–US$ 10.350. Lalu sepekan ke depan harga akan berkisar di US$ 10.200–US$ 10.400 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News