kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Nikel terus merangkak naik


Kamis, 20 Oktober 2016 / 19:36 WIB
Nikel terus merangkak naik


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Meski data ekonomi China masih mixed, namun harga nikel berhasil terus pertahankan kenaikannya.

Mengutip Bloomberg, Kamis (20/10) pukul 08.40 WIB harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange terangkat tipis 0,04% di level US$ 10.315 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Walau dalam sepekan terakhir harga masih terhitung menukik 1,10%.

Andri Hardianto, Research and Analyst PT Asia Tradepoint Futures menjelaskan penguatan masih tergolong terbatas akibat data ekonomi China yang variatif.

Di satu sisi produksi industri China September 2016 turun dari 6,3% menjadi 6,1%. Hanya saja dilaporkan pertumbuhan kredit di Negeri Tirai Bambu melesat tajam.

Sepanjang September 2016 tercatat pertumbuhan kredit di sana mencapai 1,72 triliun yuan atau setara US$ 255 miliar. Ini jauh melampaui prediksi pasar yang hanya 1,39 triliun yuan.

“Kenaikan kredit paling tinggi dari sektor properti ini meningkatkan lagi harapan pasar akan roda ekonomi di China yang masih stabil dan menggeliat,” ujar Andri.

Tentunya ini bisa jadi alasan bagi nikel untuk manfaatkan celah naik lagi. Karena di saat yang bersamaan, fundamental juga mendukung kenaikan harga. Mulai dari batalnya rencana Indonesia melonggarkan ekspor konsentrat nikel hingga upaya Filipina untuk terus menggerus produksinya.

Bayang defisit global masih terus melingkupi pergerakan harga nikel. “Maka tidak heran, harga nikel memimpin kenaikan harga logam industri lainnya,” kata Andri.

Pasalnya, defisit diprediksi terjadi bukan hanya karena produksi yang menipis tapi juga permintaan yang kembali menggeliat terutaam dari sektor kendaraan elektronik dan pembuatan baja.

“Namun secara harian tetap harus diwaspadai koreksi teknikal akibat kenaikan yang tajam,” tambah Andri.

Selain juga perlu mewaspadai pergerakan USD. Jika nantinya data klaim pengangguran mingguan AS kembali turun, ini bisa memberikan tekanan koreksi pada harga komoditas termasuk nikel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×