Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Yudho Winarto
Maula melihat permintaan akan rumah tapak masih akan menarik dibanding high rise residential atau apartemen. Terlihat dari total pra penjualan di semester pertama, rumah tapak berkontribusi 62%.
Menurut Franky, semester pertama ini perseroan sepertinya menunda peluncuran produk baru. Baru di semester dua nanti, LPKR akan meluncurkan Millenium Village.
Franky optimis sepanjang tahun ini LPKR akan kantongi penjualan Rp 11,1 triliun dan laba bersih Rp 1,2 triliun. Namun, untuk pra penjualan, Franky sedikit pesimis perseroan bisa capai targetnya.
Perusahaan juga turut memangkas target pra penjualannya pada tahun ini menjadi Rp 3,45 triliun dari proyeksi sebelumnya yang mencapai Rp 5 triliun.
"Jika program tax amnesty berhasil, maka bisa menjadi katalis positif bagi bisnis properti terutama LPKR," kata Franky.
Franky merekomendasi tahan saham LPKR dengan target Rp 1.100. Sementara, Maula Adini merevisi rekomendasi tahan ke beli saham LPKR dengan target harga tertinggi Rp 1.300. Target tersebut menawarkan 13% potensi upside dari harga saat ini.
Lalu Fikri Syuhada analis Panin Sekuritas merekomendasi beli saham LPKR dengan target Rp 1.460. Pada perdagangan Kamis (1/8) harga saham LPKR turun 3,18% menjadi Rp 1.065.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News