kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.481.000   3.000   0,20%
  • USD/IDR 15.703   21,00   0,13%
  • IDX 7.557   53,01   0,71%
  • KOMPAS100 1.175   9,66   0,83%
  • LQ45 939   11,90   1,28%
  • ISSI 227   0,10   0,04%
  • IDX30 484   6,37   1,33%
  • IDXHIDIV20 584   9,51   1,66%
  • IDX80 134   1,12   0,85%
  • IDXV30 142   -0,56   -0,39%
  • IDXQ30 162   1,94   1,21%

NFT di Indonesia masih ada potensi meningkat


Jumat, 02 Juli 2021 / 17:09 WIB
NFT di Indonesia masih ada potensi meningkat
ILUSTRASI. Logo NFT, aset kripto yang berfungsi sebagai sertifikasi kepemilikan


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyanyi asal Amerika Serikat (AS) Katy Perry meluncurkan sebuah seri non-fungible token (NFT) bersama dengan Theta Labs dalam sebuah platform streaming video blockchain.

Bintang pop dunia tersebut mengumumkan peluncurannya dari tweet yang diunggah pada Rabu (30/6), bahwa ia akan merilis koleksi digital yang akan menampilkan residensi bermainnya yang akan datang di hotel Resorts World Las Vegas mulai Desember 2021.

Selain itu, beberapa penyanyi dari luar negeri pun sudah merilis NFT, seperti misalnya Jay-Z yang akan melelang NFT berdasarkan album debutnya “Reasonable doubt”.

Baca Juga: Wah, ada Luna Maya saat Binance meluncurkan marketplace NFT

Dengan ramainya pasar NFT yang diisi oleh pesohor dunia, menurut CEO digitalexchange.id Duwi Sudarto, NFT menjadi token yang menarik karena memiliki sertifikat digital yang dapat mewakili kepemilikan barang berwujud maupun tidak berwujud sebagai bukti keaslian dan kepemilikan yang disimpan dalam blockchain.

“Token-token ini dapat digunakan sebagai koleksi seperti lukisan, gambar, lagu, game, produk investasi, atau yang lainnya,” kata Duwi.

Di Indonesia sendiri, menurut Duwi beberapa masyarakat dan seniman sudah mulai melirik NFT, ia melihat ketika peneliti dan penulis Denny JA menjual lukisan NFT yang bertajuk “A Portrait of Denny JA – 40 Years in the World of Ideas” melalui situs lelang OpenSea, yang terjual cukup mahal.

Lukisan tersebut berhasil terjual dengan harga 27,5 WETH atau kisaran Rp 1 miliar. Selain itu, sebuah tweet milik Denny JA juga dijual dalam bentuk NFT dan laku senilai Rp 100 juta. “Jika dilihat dari kasus tersebut permintaan pasar NFT di Indonesia sangat menarik,” ujar Duwi.

CEO Triv Gabriel Rey melihat secara luas bahwa masyarakat Indonesia masih lebih banyak yang berinvestasi di koin kripto, dan masih belum banyak yang berani untuk investasi di NFT.

Dari segi likuiditas, Duwi menilai bahwa likuiditas perlu dilihat dari pasarnya itu sendiri, untuk saat ini sudah ada beberapa exchange di Indonesia yang menawarkan token berbasis NFT untuk diperdagangkan, sehingga menurutnya masih ada potensi untuk meningkat ke depannya.

Untuk peluang dari NFT, menurut Duwi masih besar karena beberapa hal, misalnya seperti tweet pertama pendiri twitter, Jack Patrick Dorsey, yang laku senilai US$ 2,9 juta, atau kasus dalam negeri seperti Denny JA.

Baca Juga: NFT baru dari penemu WWW, Indonesia turut ramaikan pasar NFT

“Seni NFT yang menarik dan dapat menarik investor adalah NFT yang memiliki faktor nilai historis atau memiliki memori khusus dalam suatu era. Jadi memang tidak sembarangan dan memiliki historical agar mendapatkan harga yang sepadan,” pungkas Duwi.

Gabriel juga melihat hal yang sama, apabila ingin berinvestasi di NFT, harus berupa sesuatu yang memiliki sejarah, seperti rilisan yang langka.

Ia juga menilai, apabila hanya ingin berinvestasi di NFT tapi hanya berdasarkan hype-nya saja, belum cocok untuk dijadikan investasi jangka panjang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×