Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kenaikan data neraca perdagangan China turut mempengaruhi pergerakan Yen. Imbasnya, JPY kalah menghadapi Euro.
Mengutip Bloomberg, Rabu (13/1) pukul 20.58 WIB, pasangan EUR/JPY menguat 0,16% ke level 127,95 dibanding sehari sebelumnya.
Agus Chandra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, sentimen penggerak mata uang euro masih mixed. Inflasi Prancis memang naik di atas proyeksi.
Namun, produksi sektor Industri di Eropa per November 2015 mengalami penurunan, yakni minus 0,7% dibanding sebelumnya 0,8% dan di bawah proyeksi yakni minus 0,2%.
Euro berhasil unjuk gigi di hadapan yen lantaran data ekonomi negeri sakura negatif. Berdasarkan rilis Bank Sentral Jepang (BOJ), total mata uang domestik yang disimpan di perbankan selama periode Desember 2015 sebesar 3% turun dari sebelumnya 3,3% dan berada di bawah proyeksi sebesar 3,4%.
“Data neraca perdagangan China yang mengalami kenaikan surplus juga memulihkan selera investor pada aset beresiko. Imbasnya, mata uang yen sebagai safe haven kurang diminati,” ujar Agus.
Kamis (14/1) ada beberapa data yang telah ditunggu pasar. Dari sisi JPY, ada data Core Machinery Orders bulan November 2015 yang diprediksi minus 7,3% dari sebelumnya 10,7%.
Lalu ada juga data inflasi sektor produksi bulan Desember yang diprediksi minus 0,4% atau lebih rendah dari sebelumnya minus 3,6%. Sedangkan dari Euro menunggu hasil Eurogroup Meeting.
Agus melihat pasangan EUR/JPY dalam tren bearish namun berpeluang rebound dalam jangka pendek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
