kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Negosiasi utang AS masih buntu, rupiah tumbang dari level terkuat tujuh tahun


Kamis, 28 Juli 2011 / 11:07 WIB
Negosiasi utang AS masih buntu, rupiah tumbang dari level terkuat tujuh tahun
ILUSTRASI. Jadwal Hari ke-2 Playoffs MPL ID Season 6, nonton di Nimo TV bisa dapetin skin gratis


Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Rupiah tumbang dari level terkuat tujuh tahun. Pelemahan rupiah disebabkan kebuntuan utang AS yang memicu kekhawatiran bakal melambatnya pertumbuhan ekonomi global. Hal ini mengurangi permintaan aset emerging market.

Mata uang Garuda melemah 0,3% ke level Rp 8.504 per dollar AS, hingga pukul 11.08 di Jakarta. Kemarin, rupiah menyentuh Rp 8.476 per dollar AS, yang merupakan level terkuatnya sejak Maret 2004.

Penguatan rupiah selama empat hari sebelumnya terhenti setelah indeks MSCI Asia Pacific mengalami kejatuhan terbesar dalam dua pekan. Sentimen negatif terjadi setelah Ketua parlemen AS dari partai Republik John Boehner merevisi rencananya untuk menaikkan batas utang AS, dan mendapat dukungan dari sesama Partai Republik. Sementara, partai demokrat tidak sepakat dengan rencana itu.

Analis mata uang dari Barclays Capital Nick Verdi mengatakan, meningkatnya kekhawatiran terkait kebuntuan negosiasi utang AS menyebabkan sedikit yang berani mengambil risiko. "Ada kegelisahan seiring tenggat waktu kesepakatan utang AS semakin dekat. Pasar tidak yakin akan seperti apa dampak dari penurunan peringkat AS," ujarnya hari ini, di Singapura.

Data pekan lalu menunjukkan, ekspor dari AS naik 42% pada Juni, turun dari pencapaian Mei yang sebesar 45,3%. AS merupakan pembeli ketiga terbesar untuk produk ekspor non minyak Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×