Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Penguatan rupiah berlanjut untuk hari ketiga. Otot rupiah kian perkasa seiring laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tercepat sejak tahun 2008. Sentimen ini mengundang aliran dana asing masuk ke aset Indonesia.
Produk domestik bruto meningkat 6,1% di tahun lalu. Ini laju tercepatnya sejak 2008 silam. Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi Sarwono memperkirakan, PDB akan naik 6,6% pada tahun ini.
Apresiasi rupiah juga didukung tertekannya dollar AS, akibat kegagalan parlemen AS menyepakati kenaikan batas utang. Indeks dollar jatuh ke posisi terendah enam minggu.
Mata uang Garuda sempat menguat 0,1% ke Rp 8.513 per dollar AS, pada pukul 11.40 di Jakarta. Ini level terkuatnya sejak 6 Juli.
Selama Juli ini, rupiah juga sudah terapresiasi 0,7%, seiring dana asing yang masuk ke pasar saham Indonesia mencapai US$ 516 juta melebihi jumlah yang mereka lepas. Sedangkan, dana asing di surat utang negara naik 25% sepanjang tahun ini menjadi Rp 243,93 triliun hingga 22 Juli.
Presiden Barack Obama memperingatkan berkembangnya utang di AS mengancam kerusakan ekonomi. Dia juga mendesak anggota parlemen mencari kesepakatan terkait peningkatan batas utang dan menghindari default.
Analis PT Commonwealth Bank menilai, kekuatan rupiah didukung oleh arus modal masuk. "Parlemen harus meningkatkan batas utang sehingga AS dapat memenuhi kewajibannya," ujarnya, hari ini di Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News