Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil pemilihan presiden (pilpres) di Amerika Serikat (AS), dinilai cukup memberikan pengaruh kuat bagi pergerakan indeks dollar AS ke depan.
Presiden Direktur HFX International Sutopo Widodo mengungkapkan, kemenangan partai Demokrat atau partai Republik, bakal memberikan hasil yang berbeda pada tren greenback ke depan.
"Ada kebiasaan jika Demokrat menang, dollar AS menguat karena ramah pada (kebijakan) moneter. Sebaliknya, jika Republik menang, tidak terlalu baik karena mereka menginginkan dollar AS lebih murah untuk menguatkan ekonomi," kata Sutopo kepada Kontan.co.id, Minggu (18/10).
Baca Juga: Belum ada sinyal pasti stimulus, bagaimana nasib indeks dollar AS?
Selain itu, Sutopo memandang siapapun yang bakal menjadi Presiden AS selanjutnya, tidak banyak perubahan yang bisa diharapkan dari politik domesti di tahun pertama.
Itu karena, AS sendiri masih mengalami krisis keuangan terburuk, di mana kebijakan The Federal Reserve (The Fed) bakal lebih diutamakan saat ini.
"Kami tidak mengharapkan perubahan signifikan, melihat pertemuan komite kebijakan terakhir," ungkapnya.
Ditambah lagi, DPR dan Senat AS dihuni oleh berbagai pihak, bagian dengan banyaknya perbedaan tercermin dari upaya pejabat AS dalam menggodok Rancangan Undang-Undang (RUU) mereka. Ditambah, stimulus fiskal AS dinilai Sutopo bakal lockdown hingga pemilu AS selesai.
Sebagaimana diketahui, Presiden AS Donald Trump menginginkan kesepakatan stimulus di angka US$ 1,8 triliun, senat US$ 600 miliar dan kesepakatan US$ 2,2 triliun.
Dengan kemungkinan kemenangan dan kendali bakal jatuh ke Joe Biden, maka kesepakatan stimulus selayaknya diresmikan pada Februari 2021 saat presiden baru dilantik.
Di sisi lain, sentimen Covid-19 AS terus mencatatkan penambahan kasus baru di 44 negara bagian dengan angka kematian juga meningkat di 30 negara bagian. Menjelang Thanksgiving yang tinggal sebulan lagi masyarakat AS diminta untuk berpikir ulang untuk berkumpul di masa liburan.
Baca Juga: Demo tolak omnibus law dan pilpres AS menyetir pergerakan rupiah
"Pasar ekuitas tampaknya masih kebal saat ini, tapi jika jumlahnya terus meningkat (kasus Covid-19), maka akan berpengaruh besar ke data ekonomi," ungkapnya.
Secara teknikal, risiko indeks dollar AS tembus ke sisi bawah dalam waktu dekat cenderung berkurang, dengan pemulihan pekan lalu, setelah harga duduk di atas EMA 200. Resistance terdekat di US$ 93,90 dengan dukungan minor di US$ 92,98.
Adapun untuk tren penurunan diperkirakan belum akan terjadi, setidaknya hingga pemilu AS. Level US$ 91,71 akan menjadi ambang batas kekuatan greenback. Namun untuk reli lebih jauh ke depan, sepertinya juga belum akan terjadi, terkecuali puncak US$ 94,77 berhasil ditembus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News