Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Demo menolak omnibus law dan ketidakpastian kondisi politik Amerika Serikat (AS) jelang pemilihan presiden di tengah masa pandemi yang masih belum mereda, berpotensi menekan nilai tukar rupiah pada Senin (19/10).
Mengutip Bloomberg, Jumat (16/10), kurs rupiah di pasar spot melemah 0,05% ke Rp 14.698 per dollar AS. Sementara, kurs tengah Bank Indonesia (BI) melemah 0,04% menjadi Rp 14.766 per dollar AS kemarin.
Head of Economics Research Pefindo Fikri C. Permana mengatakan, secara fundamental rupiah masih bisa menguat. Sentimen positif yang mendukung adalah hasil Suvei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kegiatan usaha mulai membaik di kuartal III-2020. Hal ini tercemin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) di kuartal III-2020 sebesar -5,97%. Nilai SBT membaik dari -35,75% di kuartal sebelumnya.
Baca Juga: Sentimen domestik berhasil jaga kestabilan rupiah pekan ini
Selain itu pengesahan omnibus law juga membawa dampak positif pada fundamental dalam negeri dan bisa menyokong rupiah. Neraca perdagangan periode September 2020 yang surplus US$ 2,35 miliar juga memberi sentimen positif pada rupiah.
Namun, peristiwa yang membawa sentimen negatif juga turut menghantui pergerakan rupiah untuk Senin (19/10). Fikri mengatakan, demo penolakan omnibus law menjadi pemberat penguatan rupiah. Selain itu, kondisi politik AS juga membuat pergerakan nilai tukar masih tidak pasti.
Sementara, Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong mengatakan, pergerakan rupiah di awal depan akan bergantung pada perkembangan stimulus AS. "Belum ada rilis data yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar secara signifikan untuk senin mendatang, pasar masih menunggu kepastian dari stimulus AS," kata Lukman.
Fikri memproyeksikan, rupiah pada Senin (19/10) berada di rentang Rp 14.600 per dollar AS-Rp 14.800 per dollar AS. Sementara, Lukman menebak, rupiah di awal pekan cenderung bergerak secara terbatas di rentang Rp 14.675 per dollar AS hingga Rp 14.800 per dollar AS.
Selanjutnya: Menguat tipis pekan ini, begini prediksi rupiah pekan depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News