Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Ia mengemukakan bahwa berdasarkan notulensi pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada April 2016 lalu, sebagian besar peserta menilai jika data ekonomi yang dirilis sejalan dengan harapan The Fed seperti pasar tenaga kerja dan inflasi yang naik mendekati target 2 %, maka ada kemungkinan suku bunga AS naik pada Juni mendatang.
"Pernyataan the Fed tentang rencana kenaikan suku bunga pada Juni relatif agresif," katanya.
Namun demikian, potensi indeks BEI kembali bergerak menguat juga cukup terbuka jika lembaga pemeringkat Standard and Poor’s (S&P) memberikan peringkat "investment grade" kepada Indonesia. Kondisi itu dapat menopang mata uang rupiah dan berdampak positif ke pasar modal Indonesia.
Ia mengatakan bahwa S&P menjadi satu-satunya lembaga pemeringkat utang yang belum memberikan peringkat "investment grade" kepada Indonesia. Dua lembaga lain yaitu Fitch dan Moody's telah menyematkan "investment grade".
Fitch memberikan label itu mulai 2011, sementara Moody's per 2012. "Naiknya peringkat Indonesia akan mendorong dana asing masuk ke dalam negeri," katanya.
Bursa Asia rebound
Sementara, saham Asia rebound dari level terendah enam pekan dipicu penguatan minyak dan melemahnya dollar terhadap mata uang berimbal hasil lebih tinggi.
Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,4 % pukul 12:03 waktu Tokyo, rebound dari terendah enam pekan. Indeks Hang Seng Hong Kong naik 1,2 %, sedangkan tolok ukur di China dan Jepang naik sebanyak 0,3 %. Indeks Shanghai Composite masih turun 0,4 % untuk pekan ini, sedangkan Topix telah naik. Taiwan Taiex naik 0,5 %.
Sedangkan, minyak mentah naik 1,3 % menjadi US$ 48,79 per barel di New York, menuju kenaikan mingguan lebih dari 5 %. Tembaga naik 0,3 % di London, pemangkasan penurunan mingguan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News