kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Musim pembagian dividen tiba, rupiah rawan tertekan pada esok hari


Minggu, 28 April 2019 / 14:51 WIB
Musim pembagian dividen tiba, rupiah rawan tertekan pada esok hari


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bayang-bayang pelemahan masih mengintai kurs rupiah pada perdagangan Senin (29/4) besok. Selain akibat hasil data pertumbuhan ekonomi AS, musim pembagian dividen yang telah tiba juga mengancam pergerakan rupiah di pasar.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan, rupiah berpotensi melemah akibat rilis data pertumbuhan ekonomi AS di kuartal I 2019 yang lebih tinggi dari ekspektasi yakni 3,2%. Terlebih lagi, sebelum data tersebut dirilis, indeks dollar AS sempat menyentuh level 98 atau level tertinggi sepanjang tahun ini.

Peluang rupiah untuk bangkit dalam waktu dekat juga cukup berat lantaran Indonesia sudah mulai memasuki musim pembagian dividen. Lantas, kegiatan pembagian dividen dari sejumlah emiten akan meningkatkan permintaan dollar AS dalam jangka pendek.

“Siklus dividen ini bisa berpengaruh pada pelebaran defisit transaksi berjalan Indonesia di kuartal kedua,” ujar Josua.

Beruntung, lembaga pemeringkat Japan Credit Rating Agency Ltd (JCR) memperbaiki outlook utang Indonesia menjadi positif. JCR juga mengafirmasi peringkat utang Indonesia yakni BBB atau investment grade. Sentimen ini setidaknya bisa menahan pergerakan rupiah agar tidak melemah terlalu dalam.

Josua pun memproyeksikan, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.100—Rp 14.250 per dollar AS pada perdagangan Senin (29/4) nanti.

Sekadar catatan, Jumat lalu kurs rupiah di pasar spot melemah 0,09% ke level Rp 14.199 per dollar AS. Dalam sepekan terakhir rupiah sudah terkoreksi 1,09%. Sedangkan kurs tengah rupiah di Bank Indonesia melemah 0,24% ke level Rp 14.188 per dollar AS. Sepanjang pekan lalu, kurs rupiah di BI melemah 1,22%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×