kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Koreksi saham movers IHSG bisa menjadi peluang beli


Jumat, 26 April 2019 / 21:11 WIB
Koreksi saham movers IHSG bisa menjadi peluang beli


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal 2019 hingga Jumat (26/4), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik sebesar 3,33%. Saham-saham perbankan mendominasi 10 movers IHSG sejak awal tahun.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, 10 movers terbesar IHSG adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN).

BBRI menyumbang kenaikan 71,9 poin pada IHSG sejak awal tahun. Sepanjang 2019, harga sahamnya juga naik 18,3%. BBCA menyumbang kenaikan 45,1 poin pada IHSG, dengan kenaikan harga saham 8,1% secara year to date (ytd). Di posisi ketiga, FREN menyumbang 34,6 poin pada IHSG, dengan kenaikan harga saham hingga 294,9% ytd.

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan, kenaikan IHSG ini memang sangat berhubungan dengan sektor keuangan. Alasannya, sektor keuangan mendominasi 50% kapitalisasi pasar modal Indonesia. Jika menjumlah empat emiten perbankan yang masuk ke dalam leader IHSG sepanjang tahun ini, besarannya mencapai Rp 1.750 triliun.

Selain itu, menurut Chris dana asing masuk ke pasar modal Indonesia biasanya akan menyasar saham-saham di sektor keuangan terlebih dahulu. “Karena sektor keuangan di Indonesia lebih stabil dan market cap-nya besar,” ucap Chris saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (26/4).

Ke depannya, ia melihat kinerja sektor keuangan masih bisa tumbuh lagi. Pasalnya, ia melihat kondisi ekonomi Indonesia masih stabil, defisit neraca berjalan membaik, devisa negara terjaga, nilai tukar rupiah stabil, dan pertumbuhan ekonomi masih di atas 5%. Selain itu, dana investasi asing masih terus net buy dari awal tahun. “Bank Indonesia juga baru saja mengeluarkan data suku bunga yang menunjukkan kecenderungan masih bisa turun di tahun ini,” kata dia.

Sementara itu, menurut dia, peningkatan IHSG subsektor telekomunikasi sepanjang tahun ini disumbang oleh perusahaan telekomunikasi yang sedang gencar membangun infrastruktur jaringan. Meskipun begitu, dalam jangka pendek, kedua saham subsektor ini bisa terkoreksi terlebih dahulu akibat peningkatan yang cukup signifikan.

Koreksi harga di kedua sektor ini bisa menjadi waktu yang tepat bagi investor untuk mulai mengoleksi saham-saham tersebut. Untuk itu, Chris merekomendasikan buy saham BBCA saat harganya terkoreksi di kisaran Rp 27.000 - Rp 28.000. Per perdagangan Jumat (26/4) saham BBCA berada di level Rp 28.100. Hingga akhir tahun, Chris memasang target harga BBCA Rp 32.000.

Ia juga merekomendasikan saham BBRI saat harganya ada di kisaran Rp 4.000-Rp 4.200. Per perdagangan Jumat (26/4) saham BBRI berada di level Rp 4.330. Hingga akhir tahun ia memasang target harga BBRI Rp 4.700.

Untuk saat ini, ia menyarankan buy saham TLKM dengan target harga akhir tahun Rp 4.200. Saham TLKM ditutup menguat 2,09% ke level Rp 3.910 pada perdagangan Jumat (26/4).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×