Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Akhir tahun 2008 hingga tahun depan akan menjadi musim jatuh tempo surat utang atau obligasi terbitan perusahaan. Inilah masa para penerbit obligasi melunasi utang mereka.
Data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan, obligasi perusahaan yang jatuh tempo pada 2008 mencapai Rp 17,69 triliun. Namun, beberapa perusahaan sudah melunasi obligasinya. Sehingga, kini sisa obligasi yang akan jatuh tempo pada 2008 tinggal Rp 638,35 miliar.
Tapi, tahun depan, jumlah obligasi korporasi yang akan jatuh tempo mencapai Rp 12,81 triliun. Jadi, total nilai obligasi yang akan jatuh tempo pada 2008 dan 2009 mencapai Rp 13,43 triliun. Sebagian besar di antara obligasi yang akan jatuh tempo ini adalah surat utang terbitan perusahaan pembiayaan atau multifinance.
Analis obligasi Danareksa Sekuritas Budi Susanto berpendapat, para penerbit obligasi memiliki beberapa pilihan untuk melunasi obligasi di masa sulit ini. Yang paling ia sarankan adalah menggunakan kas internal.
Perusahaan yang sehat, kata Budi, khususnya perusahaan pembiayaan seharusnya masih memiliki kas yang cukup. Apalagi, mereka kini relatif mengerem ekspansi sehingga tak banyak dana yang keluar.
Jika memang tak punya kas yang cukup, ada dua alternatif lagi. Perusahaan bisa mencari pinjaman bank. Ini lebih sulit karena sekarang bank tak mudah mengucurkan dana. "Untungnya, perusahaan pembiayaan biasanya punya hubungan dekat dengan bank," kata Budi. Jalan lainnya, perusahaan menerbitkan obligasi baru, dengan catatan mereka harus memberikan bunga lebih tinggi.
Analis obligasi Mandiri Securities Handy Yunianto juga sependapat sama. "Menggunakan kas internal lebih arif dan masuk akal," kata Handy. Saat ini menurut Handy, jika perusahaan tetap nekat menerbitkan obligasi baru, yield wajarnya bisa mencapai 16% hingga 17%.
Pilih melunasi obligasi
Beberapa penerbit surat utang tampaknya setuju dengan pendapat dua analis tersebut. Sebagai contoh, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) akan mengambil kas untuk menutup obligasi yang akan jatuh tempo.
Direktur MPPA Danny Konjongian bilang, per September 2008, kas Matahari mencapai Rp 2 triliun. "Sekarang sulit meminjam bank atau menerbitkan obligasi baru," katanya. Obligasi MPPA senilai total Rp 450 miliar akan jatuh tempo Mei 2009.
Trimegah Securities juga akan melakukan langkah serupa. "Kami akan melunasi dan tidak bermaksud berutang lagi," tegas Presiden Direktur Trimegah Securities, Avi Yasa Dwipayana. Trimegah memiliki dua surat utang yang jatuh tempo pada 2009, yakni Obligasi I Trimegah Securities senilai Rp 41,35 miliar yang jatuh tempo 13 Juli 2009 dan Obligasi II Trimegah Securities yang jatuh tempo 12 Juli 2009 sebesar Rp 50 miliar.
Stanley Setia Atmadja, Presiden Direktur PT Adira Finance juga menyatakan telah memiliki dana untuk melunasi obligasinya. Obligasi Adira yang jatuh tempo 13 Desember 2008 tercatat sebesar Rp 100 miliar, sementara yang jatuh tempo 8 Juni 2009 senilai Rp 570 miliar.
Adira juga akan mengerem pengeluaran untuk pengembangan usaha, yang rata-rata Rp 300 miliar-Rp 400 miliar setahun. "Pada 2009, kami takkan banyak melakukan aksi korporasi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News