Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Dia menambahkan, restrukturisasi yang berlanjut hingga 2022 diharapkan dapat menopang kinerja dari emiten yang terdampak. “Kami melihat non perfororming loan (NPL) masih berpotensi tinggi hingga kuartal kedua 2021 ini sekitar 3,0% hingga 3,1%. Namun indikasi terhadap membaiknya sektor riil sudah cukup terlihat dari PMI manufaktur yang saat ini telah berada di level ekspansi,” ungkap Okie, Senin (2/1).
Sehingga, sambung Okie, harapannya dengan stimulus bunga rendah dan kelonggaran kredit dapat mendorong pertumbuhan kredit dan juga kualitas dari kredit. Selain itu, sentimen terhadap efektivitas dari distribusi vaksin Covid-19 menjadi pemicu pemulihan dari kepercayaan pelaku bisnis yang dinilai dapat menjaga sektor riil tetap berada pada jalur ekspansi.
Sedangkan, apabila efektivitas dari pemulihan kesehatan tersebut tidak berjalan cepat, perlambatan terhadap pertumbuhan masih berpotensi terjadi. Okie mengatakan, maka hal tersebut bisa menjadi katalis negatif tak terkecuali untuk perbankan.
Namun secara garis besar dia melihat pertumbuhan perbankan pada tahun 2021 dapat lebih tinggi dari 2020 dan memiliki prospek yang baik di 2021.
Baca Juga: Lewat insentif regulator dan inisiatif digital, bankir yakin KPR tahun ini bertumbuh
Untuk sektor perbankan, Pilarmas Investindo masih menyematkan rekomendasi overweight. Adapun target harga untuk BBRI di Rp 4.740 per saham, BBNI dengan target harga Rp 7.900 per saham, BMRI dengan target harga Rp 7.850 per saham, dan BBTN dengan target harga Rp 2.060 per saham.
“Kualitas kredit yang diharapkan dapat membaik di tahun 2021 dinilai dapat berkontribusi terhadap naiknya NIM, selain itu suku bunga yang terjaga rendah diharapkan dapat menjadi trigger terhadap tumbuhnya kredit dari riil sektor,” tuturnya.
Sementara itu, dalam risetnya Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Lee Young Jun memangkas target harga untuk BBNI dari Rp 6.950 menjadi Rp 6.790 per saham. Namun, dia meningkatkan rekomendasi dari trading buy menjadi buy seiring dengan penurunan harga baru-baru ini. Lee Young Jun juga mempertahankan rekomendasi beli BBRI dengan target harga Rp 5.620 per saham.
Baca Juga: Dua bank BUMN ini bakal menggenjot kredit lewat kolaborasi dengan platform digital
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News