Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin juga mulai bangkit menguat. Tercatat Minggu (3/4), pukul 20.18, harga Bitcoin berada di US$ 46.319.
Co-founder CryptoWatch dan Pengelola Channel Duit Pintar, Christopher Tahir mengatakan harga Bitcoin mulai naik karena semakin banyak bank sentral yang mulai mempertimbangkan untuk menggunakan Bitcoin baik sebagai legal trader di negaranya maupun sebagai cadangan devisa mereka.
Sentimen tersebut berpotensi membuat tren kenaikan berlangsung lama. Namun, kembali Christopher mengingatkan untuk tidak FOMO.
CEO Triv Gabriel Rey mengatakan harga Bitcoin mulai naik karena ketika harga Bitcoin terus menurun ke US$ 37.000, investor mulai beli menyerok ketika harga rendah. "Harga tidak akan lanjut turun ke bawah US$ 30.000, banyak pembeli yang menyerok di harga rendah," kata Gabriel.
Baca Juga: Platform Keuangan Matrixport Perluas Pilihan Bagi Investor Kripto Aktif
Selain itu di bulan Maret, Gabriel mengutip data dari Grayscale sebuah perusahaan investasi yang mengelola dana di aset kripto, ada dana masuk ke Bitcoin sebesar US$ 193 juta. Nilai tersebut jadi yang terbesar sejak Desember 2022.
Christopher memproyeksikan rentang harga Bitcoin terdekat berada di US$ 54.000-US$ 56.000. Namun, Christopher di tahun ini Bitcoin masih memiliki potensi untuk menuju US$ 100.000. Faktor yang mendukung adalah di tahun ini Tiongkok tidak mengusir penambang kripto seperti yang terjadi di tahun lalu.
"Tahun ini kondisinya miner kripto lebih banyak dan terbesar di seluruh penjuru dunia, sehingga membuat harga Bitcoin menjadi lebih tahan badai," kata Christopher.
Sementara, Gabriel mengatakan dalam tiga tahun belakang setiap Apri, harga Bitcoin biasanya bullish. Gabriel memproyeksikan tren bullish bisa bertahan hingga akhir April dan harga Bitcoin berpotensi naik ke US$ 55.000.
Namun, Gabriel mengatakan sentimen negatif yang berpotensi menggerus harga Bitcoin adalah jika kenaikan suku bunga The Fed lebih tinggi dari ekspektasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News