kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Moody's pangkas rating Wijaya Karya (WIKA) jadi Ba2 dengan outlook negatif


Rabu, 24 Juni 2020 / 07:00 WIB
Moody's pangkas rating Wijaya Karya (WIKA) jadi Ba2 dengan outlook negatif


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) harus menerima nasib peringkat utang tanpa jaminan dan perusahaan dipangkas oleh Moody's Investor Service. Peringkat WIKA diturunkan dari Ba2 menjadi Ba3. 

Pada waktu yang sama Moody's juga mengubah prospek WIKA menjadi negatif dari sebelumnya stabil. "Bisnis WIKA sangat terpengaruh oleh pandemi virus corona dan kami memperkirakan akan ada gangguan akibat pembatasan rantai pasokan pekerjaan konstruksi," ujar Nidhi Dhruv, Wakil Presiden dan Analis Senior Moody's. 

Lockdown di Indonesia akan menunda penyelesaian semua proyek WIKA. Sebagai konsekuensinya, Moody's memperkirakan, leverage WIKA akan di level puncak yakni 9-10 kali pada tahun 2020. Angka ini menurut Dhruv akan tetap tinggi sekitar 5,8-6 kali sampai tahun 2022. 

Baca Juga: Kinerja kuartal 1 tak sesuai target, Mirae rekomendasi hold saham WIKA

Selain itu, pertumbuhan kontrak baru akan menurun sehingga membuat risiko kredit WIKA meningkat. Pasalnya, investasi dibayar di muka untuk beberapa proyek ini. 

Moody's memperkirakan, WIKA akan menghasilkan uang tunai negatif dari operasi selama 2020 dan 2021 mengingat persyaratan modal kerja yang cukup besar. "Prospek negatif mencerminkan leverage yang tinggi dan lemah likuiditas WIKA di kondisi operasi bisnis yang tidak pasti karena pandemi virus corona," kata Dhruv seperti dikutip dalam rilis Selasa 23 Juni. 

Perusahaan ini juga perlu membiayai kembali utang jatuh tempo sebesar Rp 5,6 triliun selama enam bulan ke depan. Ini termasuk pembiayaan kembali obligasi Komodo yang jatuh tempo pada Januari 2021. 

Baca Juga: Simak jadwal pembagian dividen Wijaya Karya (WIKA)

Meskipun demikian, WIKA dimiliki dan dikendalikan pemerintah sehingga memiliki akses ke bank-bank BUMN. Tapi sektor konstruksi terkena dampak dari Covid 19 lantaran pemerintah juga menahan diri sehingga permintaan konstruksi tertahan. 

Order book WIKA pada Maret 2020, turun menjadi Rp 80,2 triliun pada Maret 2020 dari Desember 2019 sebesar Rp 117 triliun. Sebagian besar terdiri dari jaminan simpanan pesanan. 

Berdasarkan pendapatan selama 12 bulan hingga Maret 2020, ini mewakili order book dengan rasio pendapatan sekitar 3,2x, turun dari 3,6x pada tahun 2015. Moody's memperkirakan, order book WIKA terhadap rasio pendapatan tetap sekitar 3,5x-4,0x hingga 2021 dan 2022. 

Baca Juga: Simak rekomendasi saham Wijaya Karya (WIKA) yang segera membagi dividen

Tapi Moody mengatakan, WIKA memiliki profil bisnis dengan pendapatan yang terdiversifikasi seperti rekayasa, pengadaan dan konstruksi (EPC) untuk
infrastruktur sipil & bangunan, energi & industri, dan properti serta sektor realty. 

WIKA juga mengoperasikan segmen yang memproduksi konstruksi bahan seperti beton pra cetak. Keragaman operasional berbagai segmen bisnis ini memoderasi volatilitas pendapatan dan mendukung profil kredit perusahaan.

Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) salurkan bantuan penanggulangan penyebaran Covid-19

Dalam dua tahun ke depan WIKA masih memiliki tiga proyek terbesar diantaranya, Jakarta ke Bandung High Speed ​​Rail, Transit Kereta Api Jakarta, dan Jalan Tol Balikpapan - Samarinda. Ketiga proyek ini berkontribusi 27% dari buku pesanan WIKA per Maret 2020. Dengan demikian, keterlambatan proyek atau pembengkakan biaya dapat berdampak buruk terhadap profil kredit WIKA. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×