kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Moody's pangkas peringkat Lippo Mall Indonesia Retail Trust (LMIRT) menjadi B1


Selasa, 16 Juni 2020 / 07:00 WIB
Moody's pangkas peringkat Lippo Mall Indonesia Retail Trust (LMIRT) menjadi B1


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Moody's Investor Service menurunkan peringkat Lippo Malls Indonesia Retail Trust (LMIRT) dari B3 menjadi B1. Selain itu, Moody's telah menurunkan peringkat obligasi tanpa jaminan senior yang diterbitkan oleh LMIRT Capital Pte. Ltd., anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh LMIRT menjadi B1 dari Ba3. 

Obligasi tersebut dijamin oleh wali amanat yakni LMIRT. Moody's juga masih memasang outlook negatif pada LMIRT. 

"Penurunan peringkat mencerminkan peningkatan risiko pembiayaan kembali LMIRT. Sehingga LMIRT akan bergantung pada hasil divestasi Pejaten Village dan Binjai Supermall," terang Junling Tan, Analis Moody's seperti dikutip dalam rilis.

Baca Juga: Delapan mal dalam jaringan Lippo Malls kembali dibuka, berikut daftarnya

Moody's menyebut, pendanaan eksternal tersebut tersebut untuk memenuhi utang jatuh tempo 2021. Tapi di tengah kondisi pasar yang menantang dalam menggalang dana, LMIRT akan kesulitan. 

"Outlook LMIRT yang negatif mencerminkan proyeksi kami bahwa metrik kredit LMIRT akan melemah pada tahun 2020 karena kondisi operasi yang melambat akibat wabah virus corona," tutur Tan. 

Belum lagi, terjadi volatilitas rupiah terhadap dollar Singapura yang menciptakan risiko tambahan pada kepercayaan investor. 

Moody's juga menambahkan, efek melemahnya pendapatan dapat menyebabkan perjanjian keuangan pinjaman bank pada tahun 2020 bisa terganggu. "Kami harapkan ada keringanan dari pemberi pinjamannya," tambah Tan.

Baca Juga: Grup Lippo Membidik Peluang Investasi di Bisnis Start Up

Moody's memperkirakan, akan terjadi penurunan pendapatan 39% pada tahun 2020 jika tidak ada divestasi. Sebab terjadi penutupan mal sementara dan melemahnya permintaan ruang untuk ritel. Utang bersih/EBITDA disesuaikan LMIRT akan meningkat menjadi sekitar 12,4 kali di tahun 2020 dari 5,2 kali pada 2019. 

Sedangkan EBITDA yang disesuaikan dibanding bunga akan melemah menjadi sekitar 1,2 kali dari 3 kali pada periode yang sama. Pada saat bersamaan, utang jangka pendek LMIRT akan meningkat menjadi sekitar 24% dari 8% pada 2019. Ini terjadi akibat penarikan fasilitas kredit revolving. 

Selanjutnya, Moody's memperkirakan, pemulihan bertahap di kondisi operasi LMIRT dan peningkatan tingkat hunian pada tahun 2021. Ini akan membuat utang bersih/EBITDA dan EBITDA/beban bunga yang disesuaikan masing-masing meningkat menjadi 6,4 kali dan 2,3 kali. 

Baca Juga: Awas, Bom Waktu Obligasi Mulai Meletus

LMIRT memiliki kas dan setara kas sebesar S$ 145,7 juta pada tanggal 31 Maret 2020, cukup untuk menutupi pembayaran obligasi jatuh tempo Juni 2020 sebesar S$ 75 juta dan kredit revolving S$ 40 juta. 

Akibatnya, LMIRT kemungkinan bergantung pada pendanaan eksternal untuk membayar pinjaman berjangka sindikasi S$ 175 juta yang jatuh tempo pada Agustus 2021 dan S$ 140 juta perpetual securities yang dapat dihubungi pada September 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×