kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Moody's menegaskan peringkat utang Telkom (TLKM) dan Telkomsel di level Baa1


Senin, 14 Januari 2019 / 21:43 WIB
Moody's menegaskan peringkat utang Telkom (TLKM) dan Telkomsel di level Baa1


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pemeringkat investasi Moody's Investors Service menegaskan peringkat Baa1 ke perusahaan telekomunikasi Tanah Air, yakni PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan anak usahanya, PT Telekomunikasi Selular, Senin (14/1).

"Peringkat Baa1 Telkom mencerminkan posisi yang ditetapkan perusahaan sebagai operator telekomunikasi nirkabel terbesar di Indonesia, dengan pangsa pasar 50%," kata Wakil Presiden dan Analis Senior Moody's Nidhi Dhruv dalam keterangannya.

Peringkat tersebut, sekaligus mencerminkan kekuatan neraca keuangan Telkom, diikuti likuiditas yang baik. Pada saat yang sama, perusahaan tersebut masih harus menghadapi persaingan lingkungan bisnis, belanja modal atau capex yang besar dan menghasilkan dividen untuk pemegang saham.

Moody's memperkirakan, TLKM akan mempertahankan belanja modal sekitar 25% dari total pendapatan dalam beberapa tahun ke depan. Belanja modal ini bisa didanai oleh aliran kas dan kas dari operasional. Menurut Moody's Telkom mempertahankan profil finansial yang kuat meski menghabiskan belanja modal lebih dari Rp 20 triliun per tahun sejak 2013.

Hal ini tampak pada rasio debt/EBITDA yang berada di bawah 1 kali dalam empat dari lima tahun terakhir sejak 2013. Sedangkan RCF/debt berada di atas 40% pada periode yang sama. "Kami memperkirakan, Telkom akan mempertahankan profil finansial dengan rasio debt/EBITDA di bawah 1,5 kali dan RCF/debt di atas 25%," imbuh Dhruv.

Pada sektor seluler, Moody's memperkirakan, pertumbuhan pendapatan sektor telekomunikasi Indonesia mencapai 3%-4% tahun ini. Ini didukung adanya kompetisi tipis dan pertumbuhan penetrasi ponsel pintar. Setelah, 2018 perusahaan itu bertahan untuk di tengah penurunan lalu linta suara, SMS dan penerapan pendaftaran kartu prabayar.

Moody's juga memperkirakan tahun ini belanja modal Telkomsel masih akan bertahan di kisaran 20% hingga dua tahun ke depan. "Meskipun ada tekanan kompetisi dan belanja modal yang cukup besar, utang Telkomsel relatif stabil, dengan debt/EBITDA 0,4 kali per September 2018," ujarnya.

Sementara itu, CLSA Sekuritas merekomendasikan investor untuk membeli saham TLKM dengan target harga Rp 3.710. Dengan jaringan yang kuat, TLKM diprediksi masih akan menguasai paangsa pasar 2019.

"Kami berharap Telkomsel akan memberikan pendapatan pertumbuhan pendapatan tertinggi di antara tiga besar dan harus mampu mempertahankan pangsa pelanggannya, didukung jaringan dan branding yang unggul di luar Jawa," menurut pernyataan CLSA.

Hari ini, harga saham TLKM turun 0,26% ke Rp 3.850 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×