kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

NH Korindo Sekuritas: Tantangan Telkom adalah persaingan yang semakin ketat


Rabu, 09 Januari 2019 / 22:15 WIB
NH Korindo Sekuritas: Tantangan Telkom adalah persaingan yang semakin ketat


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk terus menggenjot bisnis untuk menjadi jawara di industri telekomunikasi.

Sebelumnya dalam pemberitaan Kontan.co.id, Vice President Corporate Communications TLKM Arif Prabowo mengatakan TLKM akan terus berupaya memperkuat infrastruktur serta kualitas layanan kepada pelanggan di tahun 2019. 

"Dari sisi infrastruktur, kami memperkuat infrastruktur backbone melalui jaringan kabel bawah laut jalur Southeast Asia – Middle East – West Europe (SEA-ME-WE) dan jalur Southeast Asia – United States (SEA – US) yang saling terhubung melalui Indonesia Global Gateway (IGG). Selain itu, kami juga memperluas jaringan fiber optik di seluruh Indonesia, serta ekspansi jaringan fiber optik untuk penetrasi fixed broadband (IndiHome)," kata dia.

Selain memperkuat bisnis layanan mobile dan fixed broadband, Telkom yang bertransformasi menjadi digital telco company akan menggenjot bisnis digital ke berbagai segmen pasar seperti retail, home, enterprise dan wholesale.

Analis NH Korindo Sekuritas, Selvi Ocktaviani mengatakan ditengah ekspansi dan rencana pengembangan bisnis, ada tantangan ataupun kendala yang akan dihadapi tahun ini. Pertama, persaingan masih ketat dengan operator lainnya. Dimana tahun ini operator lain menyasar target expansi luar pulau Jawa, dan akan membawa persaingan harga.

Kemudian faktor kedua yakni berpindahnya kebiasaan masyarakat dalam berkomunikasi menjadi pedang mata dua yang bisa menurunkan pendapatan legacy. Namun di sisi lain meningkatkan pendapatan data.

"Jika kenaikan pendapatan data tidak sanggup menutupi penurunan pendapatan bisnis legacy, maka pertumbuhan pendapatan akan melambat dan akan berpotensi menggerus laba TLKM," ungkap Selvi kepada Kontan.co.id, Rabu (9/1).

Terakhir, data yield diprediksi akan stabil dan sulit meningkat. Kecuali TLKM menaikkan harga, namun di sisi lain kenaikan harga dikuatirkan membuat pelanggan berpindah. "Apalagi saat ini rata-rata data pricing Telkomsel sudah lebih mahal dibanding operator lainnya," tandasnya.

Hanya saja ditengah tantangan yang dihadapi TLKM, Selvi masih merekomendasikan beli saham TLKM dengan harga Rp 4.700 per saham. Hal ini karena TLKM konsisten menambah jumlah pelanggan lebih dari 12 bulan dan mampu mempertahankan margin laba bersih hingga double digit sebesar 14,1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×