kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Mobil listrik menyalakan emiten aki


Rabu, 08 November 2017 / 07:00 WIB
Mobil listrik menyalakan emiten aki


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penggunaan mobil listrik menjalar ke seluruh dunia. Negara maju mulai mengembangkan teknologi ini karena dinilai lebih ramah lingkungan dan efisien. Di Indonesia, mobil listrik juga bukan isu kemarin sore.

Pemerintah Indonesia juga menaruh minat begitu besar terhadap industri ini. Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto pada 17 Oktober lalu berkunjung ke Jepang. Airlangga bertemu CEO Mitsubishi Motors Corporation Osamu Masuko di Tokyo. Di pertemuan itu, Indonesia mendapatkan bantuan berupa 10 unit purwarupa kendaraan listrik untuk penelitian. 

Pemerintah tengah mengkaji strategi pengembangan kendaraan listrik di Tanah Air. Hal ini untuk mendorong produksi kendaraan emisi karbon rendah atau low carbon emission vehicle (LCEV).

Kelak, perkembangan industri mobil listrik dapat mengerek industri baterai atau aki kendaraan. Ada beberapa emiten yang fokus di bisnis ini. Mereka antara lain Astra Otoparts (AUTO), Nipress (NIPS) dan Indomobil Sukses Internasional (IMAS). 

Direktur Utama AUTO Hamdhani Dzulkarnaen Salim menyatakan, pihaknya belum mengembangkan teknologi baterai lithium seperti banyak digunakan dalam mobil listrik. Saat ini, AUTO fokus pada penjualan baterai kendaraan yang sudah ada, baik untuk roda dua maupun roda empat. "Kalau sekarang belum, karena permintaan juga belum ada," terang Hamdhani kepada KONTAN, belum lama ini.

Dia pun sudah mengamati keinginan pemerintah mengembangkan teknologi tersebut. Dia mengaku saat ini masih wait and see. Namun, tidak menutup kemungkinan bila di kemudian hari AUTO akan mengembangkan produk tersebut. "Ke depan, mungkin bisa jadi tren jika mobil listrik sudah masuk," kata dia.

AUTO melihat, teknologi mobil listrik akan semakin berkembang, meski di Indonesia masih memerlukan waktu yang panjang.

Analis Binaartha Parama Sekuritas, Muhammad Nafan Aji menilai, dukungan pengembangan kendaraan listrik dari pemerintah akan memberi efek positif terhadap meningkatnya jumlah permintaan baterai. Komponen ini menjadi sumber energi listrik bagi kendaraan listrik. "Apalagi ada teknologi penerapan plug and play baterai terhadap kendaraan itu," ujar dia.

Dia menambahkan, jika rancangan Perpres tentang kendaraan listrik benar-benar ditandatangani presiden, hal itu merupakan wujud dari komitmen maupun dukungan pemerintah dalam penggunaan kendaraan listrik. 

Bertoni Rio, Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia, menilai, pasar mobil listrik di Indonesia belum dimulai. Belum lagi, penggunaan aki listrik masih perlu adaptasi. Saat ini, kebutuhan aki kendaraan masih tegangan DC 12 volt. 

Sedangkan untuk kebutuhan aki listrik tidak cocok dengan teknologi yang ada saat ini. "Perusahan aki kendaraan listrik kemungkinan perlu riset cukup lama untuk cocok dengan kendaraan listrik," ujar Bertoni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×