kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

AUTO masih wait and see soal mobil listrik


Selasa, 07 November 2017 / 22:06 WIB
AUTO masih wait and see soal mobil listrik


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Tren penggunaan mobil listrik mulai menjalar ke seluruh dunia. Negara maju mulai mengembangkan teknologi ini karena dinilai lebih ramah lingkungan dan efisien. Pun demikian halnya dengan Indonesia, isu mengenai mobil listrik bukan isu kemarin sore.

Pemerintah Indonesia sendiri, menaruh minat yang begitu besar terhadap industri ini. Hal itu nampak dari kunjungan Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto pada 17 Oktober lalu ke Jepang. Dalam kunjungannya, Airlangga bertemu dengan CEO Mitsubishi Motors Corporation Osamu Masuko di Tokyo.

Dari petemuan tersebut, Indonesia mendapat bantuan berupa 10 unit prototipe kendaraan listrik untuk penelitian di Indonesia. Pemerintah sedang mengkaji strategi pengembangan kendaraan listrik tersebut di tanah air. Hal itu juga untuk mendorong produksi kendaraan beremisi karbon rendah atau low carbon emission vehicle (LCEV).

Perkembangan industri mobil listrik, nantinya dapat mengerek industri baterai atau aki kendaraan. Ada beberapa perusahaan yang fokus pada bisnis tersebut. Diantaranya seperti PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), PT Nipress Tbk (NIPS), dan PT Indomobil Sukses Intenasional Tbk (IMAS). Bagaimana prospek kinerja emiten tersebut?

Hamdhani Dzulkarnaen Salim, Direktur Utama PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) menyatakan pihaknya belum mengembangkan teknologi baterai lithium seperti halnya yang banyak digunakan dalam mobil listrik. Saat ini, AUTO fokus pada penjualan baterai kendaraan yang sudah ada. Baik roda dua, maupun roda empat. "Kalau sekarang belum, karena permintaan juga belum ada," terang Hamdhani kepada KONTAN, belum lama ini.

Dia pun sudah mengamati keinginan pemerintah yang ingin mengembangkan teknologi tersebut. Dia mengaku saat ini masih wait and see. Namun, dia menambahkan, tidak menutup kemungkinan bila dikemudian hari, AUTO akan mengembangkan produk tersebut. "Ke depan, mungkin itu bisa jadi tren kalau mobil listrik sudah masuk. Sekarang masih wait and see, karena perkembangannya belum tentu secepat yang kita duga juga," tambahnya.

Pemerintah sudah melempar wacana tersebut. Namun pihaknya sendiri mengaku belum ancang-ancang. AUTO melihat ke depan, teknologi tersebut akan semakin berkembang. Meskipun perkembangan mobil listrik di Indonesia masih memerlukan waktu. "Masih belum tahu (survei), karena masih long way to go," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×