kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

MNCN dan SCMA Kompak Catat Pertumbuhan Laba, Begini Prospek ke Depannya


Rabu, 07 Agustus 2024 / 17:38 WIB
MNCN dan SCMA Kompak Catat Pertumbuhan Laba, Begini Prospek ke Depannya
ILUSTRASI. PT MNC Land Tbk KPIG MNCLand ; sebelumnya dikenal dengan nama PT Kridaperdana Indahgraha -- Gedung MNC Tower, dahulu Menara Kebon Sirih, yang dimiliki dan banyak digunakan perusahaan dari grup PT Media Nusantara Citra Tbk atau MNC Group (MNCN) di Jakarta, Kamis (19/5). ilustrasi untuk pengelola dan pengembang properti dari MNC Group, PT Global Land Development Tbk (KPIG). KONTAN/Daniel Prabowo/19/05/2011


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua emiten media terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) mencatatkan kenaikan laba signifikan di semester I-2024. 

MNCN, misalnya, yang mencetak laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 808,47 miliar per 30 Juni 2024. Raihan ini tumbuh 8,35% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 194,52 miliar. 

Padahal dari sisi top line, pendapatan usaha bersih MNCN terkoreksi 2,25% YoY menjadi Rp 4,34 triliun di semester I-2024. Pada semester I-2023, MNCN mampu meraup pendapatan Rp 4,44 triliun. 

Baca Juga: Pangkas Beban, Media Nusantara Citra Cetak Laba Bersih Rp 808 Miliar

Meski begitu, emiten milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo ini mampu menekan jumlah beban sebesar 4,15% YoY menjadi Rp 2,2 triliun per Juni 2024. Pada periode yang sama di 2023, MNCN harus menanggung beban Rp 2,29 triliun. 

Kemudian rugi kurs MNCN juga menyusut dari minus Rp 10,28 miliar menjadi Rp 344 juta per Juni 2024. MNCN juga memperoleh pendapatan lain-lain bersih sejumlah Rp 8,94 miliar. 

Kemudian pos beban pajak penghasilan juga mengalami penurunan signifikan sebesar 24,27% secara tahunan menjadi Rp 147,31 miliar. Di semester I-2023, pos beban ini mencapai Rp 194,52 miliar. 

 

Executive Chairman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo menuturkan pihaknya berhasil meraih pertumbuhan kinerja operasional dan keuangan yang signifikan, khususnya pada peningkatan pendapatan di sektor digital, langganan dan konten. 

"Berbagai inisiatif strategis kami yang telah melaksanakan telah terlihat pada kuartal II-2024. Kami memperkirakan pertumbuhan akan berlanjut di dua kuartal ke depan," jelas Hary Tanoe belum lama ini. 

Dia bilang memasuki semester kedua 2024, ada gambaran yang jelas bagi MNCN untuk akhirnya mencapai pertumbuhan positif tahun ini. Memang, pendapatan dari Free to Air (FTA) TV terus menurun, tapi ada aliran pendapatan lainnya yang menjadi penopang. 

Selain itu, kontribusi FTA TV terhadap total pendapatan mencapai 45,8% pada semester I-2024. Ini menunjukkan bahwa sumber utama pendapatan MNCN kini sudah datang dari pendapatan non-FTA.

Segendang sepenarian dengan perusahaan media keluarga Sariaatmadja, yakni Surya Citra Media. Laba bersih entitas usaha milik Grup Emtek mencapai Rp 327,65 miliar di semester I-2024 atau melesat 372,37% YoY dari Rp 69,36 miliar.

Baca Juga: Laba Bersih Surya Citra Media (SCMA) Melesat Triple Digit di Semester I-2024

Sementara dari sisi top line, pendapatan bersih SCMA meningkat 9,77% YoY menjadi Rp 3,32 triliun di semester I-2024. Pada periode yang sama di 2023, pendapatan bersih SCMA mencapai Rp 3,03 triliun. 

SCMA juga mengantongi pendapatan operasi lain sebesar Rp 71,68 miliar di semester I-2024. Ini melesat 450,97% YoY. Di sisi lain, beban operasi lain SCMA juga susut 85,32% YoY menjadi Rp 9,52 miliar. 

 

Faktor pendorong

Adityo Nugroho, Senior Investment Analyst Mirae Asset Sekuritas mencermati sampai dengan kuartal kedua ini, kinerja MNCN cukup tangguh terutama dari sisi perolehan bersih walaupun pendapatan menurun. 

"Segmen iklan yang menjadi kontributor utama MNCN masih menurun, kalau MNCN bisa bertransformasi dengan lincah dan bisa meningkatkan segmen digital ini akan menjadi hal yang baik," katanya. 

Sementara untuk SCMA, Adityo bilang kinerja keuangannya cukup bagus dengan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih. Namun yang perlu dicermati, SCMA masih kuat dengan media FTA TV. 

Dia mencermati secara valuasi SCMA lebih atraktif dari tahun-tahun sebelumnya. Melansir data RTI hingga akhir perdagangan Rabu (7/8), Price Earnings Ratio (PER) SCMA mencapai 14,56 kali dengan Price Book Value (PBV) sebesar 1,27 kali. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×