Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Indonesia Air Transport Tbk (IATA) baru saja menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) untuk mengkonversi utang perseroan menjadi saham baru.
Dengan begitu, kepemilikan saham mayoritas perseroan pun berpindah tangan. Sebelumnya dimiliki oleh MNC Group melalui PT Global Transport Services, namun kini sudah digantikan oleh Konsorsium PT Sendiifa Bergerak dan Oxley Capital Investment Ltd.
Berdasarkan keterbukaan informasi perseroan hari ini (7/11), IATA punya saldo utang Rp 855,4 miliar. Adapun utang yang dikonversi menjadi saham berasal adalah senilai Rp 457,8 miliar yang bersedia melakukan transaksi penyelesaian utang melalui saham baru maksimal Rp 460 miliar.
Rincian utang yang dikonversi saham itu berasal dari PT Sendiifa Bergerak senilai Rp 289,7 miliar dan utang ke Oxley Capital Investments Ltd (OCIL) sebesar Rp 168,1 miliar. Kedua perusahaan itu akan membentuk konsorsium menjadi pemilik mayoritas saham IATA.
"Setelah utang dikonversi dengan saham baru maka pemilik mayoritas berganti," ujar David M. Soetiarto, Direktur Keuangan IATA usai RUPSLB, Kamis (7/11). Adapun pemilik saham IATA sebelumnya akan terdelusi.
Berikut susunan kepemilikan saham IATA sebelum dan sesudah konversi.
Sebelum konversi:
Saham Seri A
PT Global Transport Services 17,48%
Smart Empire Group Ltd 17,46%
Masyarakat dan karyawan 16,03%
Seri B
Bank Sarasin and Cie AG 12,29%
ABN Amro Nominees Singapore Pte Ltd 8,52%
Marco Prince Corp 8,09%
Masyarakat 20,14%
Sesudah konversi:
Saham Seri A
PT Global Transport Services 8,54%
Smart Empire Group Ltd 8,53%
Masyarakat dan karyawan 7,83%
Seri B
Bank Sarasin and Cie AG 6%
ABN Amro Nominees Singapore Pte Ltd 4,16%
Marco Prince Corp 3,95%
Masyarakat 9,84%
Seri C
Konsorsium PT Sendiifa Bergerak dan
Oxley Capital Investment Ltd 51,14%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News