Reporter: Kenia Intan | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN) akan melakukan pemecahan nilai saham atawa stock split. Untuk melancarkan aksi korporasinya ini, MSIN akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPSLB) yang digelar 19 Juli 2022.
Mengutip keterbukaan informasi, MSIN akan stock split dengan rasio satu banding dua puluh (1:20). Dengan kata lain, setiap satu saham bernilai nominal Rp 50 akan dipecah menjadi dua puluh saham bernilai nominal Rp 2,50.
Dalam keterangan resminya, manajemen MSIN mengungkapkan, stock split dilakukan untuk meningkatkan likuiditas saham, mendukung pertumbuhan pasar modal, dan mengurangi hambatan investor untuk masuk ke MSIN. Harapannya, dengan stock split akan ada lebih banyak investor publik yang tertarik berpartisipasi dalam pertumbuhan MSIN.
"Dengan melakukan stock split, Perseroan mengharapkan hal ini dapat lebih mendorong likuiditas, jangkauan, dan akses ke investor ritel yang ingin mengambil bagian dalam ambisi digital dan perjalanan pertumbuhan kami," ungkap Direktur Utama MSIN dan Executive Chairman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo, dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Dompet Media Nusantara Citra (MNCN) Kian Tebal Berkat Segmen Digital
Ia pun optimistis, saham MSIN memiliki minat yang kuat, mengingat hasil kinerja keuangan MSIN pada kuartal I dan tingkat pertumbuhan yang kuat pasca konsolidasi konten dan digital. Ini tercermin dari lonjakan harga yang terjadi baru-baru ini sebagai akibat dari konsolidasi aset digital MNC Media ke dalam MSIN.
Mengutip RTI Business, tiap saham MSIN ditutup di harga Rp 4.990 pada perdagangan hari ini, Jumat (1/7). Dicermati sejak awal tahun atau year to date (ytd), pergerakan harganya tercatat sudah naik 101,21%. Akan tetapi, apabila dilihat dalam tiga bulan terakhir, sahamnya melorot 12,84%.
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, William Wibowo, mencermati, pergerakan saham MSIN diproyeksi masih akan mengalami koreksi dan tren penurunan berpeluang berlanjut.
"Hal ini ditunjukkan dari indikator MACD di time frame Weekly yang cenderung bergerak ke bawah dengan histogram yang berada di Zona Negatif," jelas William kepada Kontan.co.id, Jumat (1/7). Selain dari pergerakan, volume juga cenderung menurun dan belum terlihat adanya lonjakan seperti yang terjadi di pertengahan tahun lalu.
Mempertimbangkan pergerakan sahamnya, untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal, William menyarankan investor maupun pelaku pasar mulai merealisasikan sebagian profit-nya.
Kendati demikian, MSIN sebenarnya masih berpeluang menguat menguji resistance di area 5.200 dan di area 5.700 apabila harga berhasil ditutup di atas level 5.200. Support penting yang harus diperhatikan adalah di level 4.600.
Baca Juga: Berencana Stock Split, MNC Digital Entertainment (MSIN) Minta Restu Pemegang Saham
Sementara itu, Analis Phillip Sekuritas Indonesia, Joshua Marcius, mengungkapkan, MSIN berpeluang bergerak melemah ke area support 4.640 selama masih tertahan di area resistance 5.450. Peluang pelemahan ke depan terlihat dari stochastic yang mengarah ke bawah pada area netral dan pergerakannya yang masih tertahan serta memantul sekitar area resistance.
"Rekomendasi yang diberikan wait and see," ungkap Joshua kepada Kontan.co.id, Jumat (1/7).
Ia menambahkan, aksi korporasi stock split memang akan membuat harga saham lebih terjangkau dari pada harga sebelumnya. Dus, suatu saham berpeluang menjadi lebih likuid. Akan tetapi, hal ini belum tentu menjamin pergerakan saham akan naik pasca aksi korporasi itu dilakukan. Joshua mencermati, ada juga beberapa saham yang mengalami penurunan setelah stock split
"Semua kembali lagi ke mekanisme pasar yang akan berjalan nantinya," imbuh dia.
sementara itu, William cenderung memandang, aksi stock split bertujuan menarik minat investor dan pelaku pasar dengan cara memberikan harga yang lebih terjangkau untuk publik. Apalagi, harga sudah menguat cukup tinggi dibanding awal 2021.
"Saya pikir langkah ini cukup tepat mengingat dengan adanya stock split likuiditas saham akan semakin meningkat," tutup William.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News