Reporter: Ahmad Febrian, Nur Qolbi | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2023 hampir usai. Para analis sudah banyak yang memprediksi kinerja emiten di tahun 2024. Salah satunya PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), diprediksi akan melanjutkan ekspansi pada tahun 2024.
Analis Maybank Sekuritas Indonesia Etta Rusdiana Putra memprediksi, momentum pertumbuhan emiten yang disebut Mitratel itu akan terus berlanjut di tahun depan. Seperti memperluas jumlah menara dan jaringan fiber optik, sementara tenancy ratio juga terus meningkat. "Kami memperkirakan MTEL akan menginvestasikan belanja modal sebesar Rp 5,3 triliun pada tahun 2024 dan Rp 3,3 triliun pada 2025," ujarnya, dalam riset yang dipublikasi 22 Desember 2023 lalu.
Jumlah menara Mitratel bertambah sedikitnya 2.476 sepanjang tahun ini atau tumbuh 7% dari akhir tahun 2022 yang tercatat 35.418 menara. Mitratel juga membangun dan akuisisi jaringan fiber optik alias fiber to the tower (FTTT) sepanjang 19.380 kilometer (km) sepanjang tahun ini, sehingga total mencapai 30.009 km.
Terbaru Mitratel mengakuisisi 803 menara milik PT Gametraco Tunggal senilai Rp 1,75 triliun dengan jumlah 1.327 tenant. Mitratel juga mengakuisisi fiber optik sepanjang 967 km dengan 1.144 km billable length dari PT Power Telecom. MTEL mengeluarkan dana Rp85 miliar pada akuisisi pada November 2023 lalu. "Kami berpendapat bahwa akuisisi ini hal yang strategis karena MTEL perlu memperluas basis kliennya di luar Telkomsel," ujar Etta.
Etta mengatakan ekspansi dari operator telekomunikasi ke luar Jawa pada masa mendatang akan menguntungkan Mitratel. Mengingat 58% atau setara denga 21.586 menara berada di luar Jawa. Tenancy ratio menara di luar Jawa tercatat 1,42 kali, di bawah menara di Jawa yang tercatat 1,62 kali. "Kami memperkirakan jumlah menara MTEL akan mencapai 37.900 menara pada akhir 2023 dan 40.000 menara pada akhir 2024 dengan tenancy ratio sebesar 1,52 kali," ujarnya.
Saat ini operator telekomunikasi dengan melakukan perubahan strategi dengan mengurangi kepemilikan aset dan mengganti dengan sistem sewa (asset-light model). Hal ini menjadi peluang besar bagi Mitratel untuk memberikan layanan infrastructure as a services (IaaS) yang terintegrasi. "Oleh karena itu, model bisnis menara dapat berubah dari hanya penyewaan menara menjadi IaaS, termasuk di dalamnya menara, fiber optik, power dan lain-lain," ujarnya.
Baca Juga: Tahun Depan, Mitratel (MTEL) Tetap Agresif Ekspansi Anorganik
Namun Mitratel harus menjaga pendanaan untuk ekspansi di tengah tren suku bunga tinggi yang berlanjut pada tahun mendatang. Etta memprediksi biaya dana Mitratel akan naik menjadi Rp 1,6 triliun pada 2024, atau setara dengan 16% dari pendapatan yang diprediksi menembus Rp 9,27 triliun. Maka, Etta memprediksi laba bersih Mitratel pada 2024 mencapai Rp2,4 triliun yang setara dengan net margin 26%.
Dengan prediksi tersebut, Maybank Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk saham MTEL dengan target harga Rp 950 untuk setahun ke depan.
Sememntara Analis Indo Premier Sekuritas, Giovanni Dustin dan Ryan Dimitry memproyeksi, MTEL akan membukukan pertumbuhan pendapatan 9% pada tahun 2024. Faktor pendorong terbesar berasal dari pendapatan segmen menara yang diprediksi tumbuh lebih dari 8% year on year (yoy).
Sementara, pendapatan segmen menara PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) diperkirakan tumbuh masing-masing 2% dan 3% yoy.
"Kami juga memperkirakan pendapatan fiber optic yang lebih tinggi karena aset fibernya berpotensi tumbuh hingga mencapai lebih dari 40.000 km pada 2024 dibanding 30.000 km fiber pada tahun ini," ucap kedua analis Indo Premier Sekuritas tersebut dalam riset 14 Desember 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News