kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Minyak WTI naik ke US$ 61,90 per barel, tersulut perang dagang China-AS


Jumat, 10 Mei 2019 / 20:36 WIB
Minyak WTI naik ke US$ 61,90 per barel, tersulut perang dagang China-AS


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak lanjut menguat pada perdagangan, Jumat (10/5). Analis Monex Investindo Futures, Dini Nurhadi Yasyi menilai harga minyak bergerak menguat merespon pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang meningkatkan tarif impor atas barang China sebesar 25%.

Mengutip Bloomberg, pukul 19.39 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni 2019 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 61,90 per barel, naik 0,32% jika dibandingkan dengan harga kemarin pada US$ 61,70 per barel.

Meski Trump tetap akan menaikkan tarif impor untuk China, namun Trump mengatakan bahwa dirinya dan Presiden China Xi Jinping masih akan terus melakukan upaya untuk mencapai kesepakatan.

Dini menganggap pernyataan tersebut direspon positif oleh para pelaku pasar dan menjadi sentimen positif untuk harga minyak karena masih adanya upaya untuk membentuk kesepakatan maka kekhawatiran outlook perlambatan ekonomi global juga akan berkurang.

Di sisi lain, outlook program produksi minyak dari Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) masih dinantikan mengingat jumlah produksi minyak AS yang masih dalam level tertinggi dibandingkan produksi dari Rusia dan Arab Saudi. “Jadi tampaknya, potensi penguatan harga minyak berpotensi terbatas,” tutur Dini.

Dini mengatakan dalam analisisnya, Jumat (10/5) harga minyak berpeluang menguat menguji level US$ 62,70 per barel. Jika gagal tembus level tersebut, potensi turun bisa terjadi dengan support terdekat di US$ 61,60 per barel.

Namun jika mampu tembus konsisten di atas US$ 62,70 per barel, peluang menguat selanjutnya mengincar level US$ 63,20 per barel.

Dini meramal pada perdagangan selanjutnya harga minyak bakal berada di kisaran support harga US$ 61,60, US$ 61,10, dan US$ 60,60 per barel. Sementara level resistance antara US$ 62,70, US$ 63,20, dan US$ 63,60 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×