Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mendaki setelah Amerika Serikat (AS) dan China melanjutkan negosiasi dagang sejak Kamis (9/5) sore. Pada Jumat (10/5) pukul 7.33 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni 2019 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 62,25 per barel, naik 0,89% jika dibandingkan dengan harga kemarin pada US$ 61,70 per barel.
Sejalan, harga minyak brent untuk pengiriman Juli 2019 di ICE Futures pagi ini menguat 0,71% ke US$ 70,89 per barel dari harga penutupan kemarin di US$ 70,39 per barel.
Kemarin, Presiden China Xi Jinping mengirim surat ke Presiden AS Donald Trump untuk melanjutkan negosiasi dagang. "Mari kita bekerja bersama, kita lihat apakah kita bisa menyelesaikan sesuatu," kutip Trump dari surat Xi.
Sementara itu, persediaan minyak mentah AS yang turun turut mengerek harga. Energy Information Administration (EIA) memperkirakan, permintaan minyak global akan naik sebesar 1,4 juta barel per hari tahun ini.
Tapi, sejumlah produsen minyak OPEC masih menahan diri dari kenaikan produksi. Arab Saudi enggan menambah produksi karena kekhawatiran merosotnya harga. "OPEC tidak ingin masuk jika pembicaraan dagang gagal," kata John Kilduff, partner Again Capital Management kepada Reuters.
Phillip Streible, senior market strategist RJO Futures mengatakan, ketidakpastian pasokan selama ini menahan harga minyak di atas US$ 60 per barel. "Ketidakpastian permintaan yang menyebabkan harga terkoreksi. Tapi pasar cenderung stabil," kata Streible.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News