kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Minyak WTI melesat 2,2% akibat faktor ini


Selasa, 04 Juli 2017 / 05:42 WIB
Minyak WTI melesat 2,2% akibat faktor ini


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Selama delapan hari beruntun, harga minyak dunia mencatatkan kenaikan pada Senin (3/7). Berdasarkan data CNBC, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) ditutup dengan kenaikan 2,2% atau US$ 1,03 menjadi US$ 47,07 per barel. Kenaikan ini melanjutkan lompatan harga minyak pekan lalu yang mencapai 7%.

Sementara, harga minyak Brent naik 92 sen atau 1,9% menjadi US$ 49,69 per barel pada pukul 14.35 waktu New York. Informasi saja, pada minggu lalu, harga minyak Brent melonjak 5,2% dan merupakan kenaikan mingguan pertama dalam enam pekan terakhir.

"Semuanya terkait dengan sentimen market," kata Commerzbank senior oil analyst Carsten Fritsch. Dia juga bilang, terjadi penurunan produksi AS sebanyak 100.000 barel per hari akibat badai tropis dan pemeliharaan, sekaligus penurunan jumlah rig yang beroperasi di AS.

"Faktor-faktor yang sementara ini, menghambat produksi minyak OPEC pada Juni, juga kenaikan produksi minyak di Libya dan Nigeria setidaknya untuk saat ini," jelasnya.

Spekulan pada kontrak minyak Brent juga menaikkan taruhan mereka terhadap kenaikan harga minyak yang stabil ke level rekor dalam sepekan terakhir.

Sementara itu, aktivitas pengeboran produksi minyak baru di AS mencatatkan penurunan untuk kali pertama sejak Januari, dengan turun sebanyak dua rig. Adapun data pemerintah AS menunjukkan produksi minyak AS turun untuk kali pertama tahun ini pada April lalu.

"Dalam pandangan kami, masih akan ada penurunan signifikan pada produksi onshore seperti yang prediksi market. Kami menilai, penurunan harga minyak telah menyebabkan pertumbuhan produksi minyak AS melambat, dan adanya revisi untuk Mei dan Juni akan mengonfirmasi bahwa suplai minyak bertambah cukup signifikan dibanding prediksi market," urai tim analis Standard Chartered.

Catatan saja, harga minyak masih mencatatkan penurunan sebesar 13% pada tahun ini. Permintaan global yang cukup besar menyerap produksi minyak dari AS, Nigeria, Libya, Brazil, dan North Sea.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×