Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Harga minyak dunia tak lama bertengger di posisi tertinggi tahun ini. Tadi malam (13/4), harga kontrak West Texas Intermediate (WTI) ditutup dengan penurunan 41 sen atau 0,97% menjadi US$ 41,76 per barel. Sebelumnya, harga minyak sempat melonjak ke posisi US$ 42,42 per barel, level tertinggi tahun ini.
Sedangkan harga minyak Brent turun 61 sen menjadi US$ 44,08 sebarel.
Tekanan pada pasar minyak datang dari beragamnya data pemerintah AS yang menunjukkan besarnya cadangan minyak AS dari prediksi, meningkatnya permintaan bensin, serta turunnya produksi minyak.
Sekadar informasi, Energy Information Administration menunjukkan, cadangan minyak AS naik sebesar 6,6 juta barel. Dengan demikian, total cadangan minyak mencapai 536,5 juta barel pada pekan yang berakhir 8 April.
Namun, tingginya permintaan bensin berhasil meredam tekanan pada harga minyak. Cadangan bensin AS turun sebesar 4,2 juta barel menjadi 239,76 juta. Analis memprediksi, cadangan bensin AS hanya akan turun 1,4 juta barel.
Jumlah produksi minyak di AS juga mengalami penurunan di bawah 9 juta barel per hari untuk kali pertama sejak akhir 2014.
"Sangat jelas, penurunan harga minyak akibat data kenaikan cadangan minyak. Namun penurunan terbatas karena dua faktor lainnya yakni permintaan bensin yang tinggi dan turunnya produksi minyak AS," papar Anthony Headrick, energy market analyst CHS Hedging.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News