Sumber: CNBC | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak dunia lanjut tertekan di pasar Amerika Serikat, Selasa (28/11). Antisipasi terhadap pertemuan OPEC menekan harga komoditas energi.
Mengutip CNBC, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januarei 2018 di Nymex ditutup turun 12 sen menjadi US$ 57,99 per barel, setelah jatuh 1,4% pada sesi sebelumnya.
Di pasar Asia, Rabu (29/11), minyak berjangka WTI lanjut turun ke level US$ 57,71 sebarel pukul 07.54 WIB.
Pasar terbebani dengan ketidakpastian mengenai hasil pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya di Wina pada Kamis ini. Pembahasan diperkirakan berlangsung ketat, sebab Arab Saudi mendorong untuk memperpanjang pemotongan produksi selama sembilan bulan, namun Rusia ragu-ragu mengenai durasi pembatasan produksi, karena kekhawatiran pasar bisa terlalu panas.
Produksi minyak dari proyek Sakhalin-1 di timur Rusia diperkirakan akan meningkat sekitar seperempat kali dibanding produksi bulan Januari. Ini menandakan Moskow mungkin merasa sulit untuk mematuhi kesepakatan pengurangan produksi bersamaan dengan OPEC secara penuh pada tahun depan.
"Kami meyakini bahwa hasil pertemuan ini jauh lebih tidak pasti dari biasanya," kata analis Goldman Sachs, seperti dilansir CNBC, Rabu.
"Kami melihat risiko terhadap harga minyak condong ke sisi negatif pada minggu ini, karena kami percaya harga saat ini, spread dan posisinya sudah mencerminkan probabilitas tinggi perpanjangan kesepakatan sembilan bulan," kata analis Goldman.
Sebelumnya, pasar memperkirakan OPEC akan memperpanjang pemotongan produksi sebanyak 1,8 juta barel per hari hingga akhir 2018. Namun, hal ini sekarang menjadi kurang pasti.
Selain itu, harga minyak tertekan di tengah penguatan dollar AS. Mata uang Paman Sam lebih solid pada Selasa (28/11), setelah calon ketua Federal Reserve AS Jerome Powell memperkirakan bank sentral akan melanjutkan pengetatan moneter dan mengurangi beban peraturan pada sistem keuangan. Indeks dollar AS naik 0,45% menjadi 93,32 pada akhir perdagangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News