CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.902   -8,00   -0,05%
  • IDX 7.161   -53,29   -0,74%
  • KOMPAS100 1.093   -9,23   -0,84%
  • LQ45 870   -5,50   -0,63%
  • ISSI 216   -1,84   -0,84%
  • IDX30 446   -2,21   -0,49%
  • IDXHIDIV20 539   -0,29   -0,05%
  • IDX80 125   -1,02   -0,81%
  • IDXV30 136   0,09   0,06%
  • IDXQ30 149   -0,46   -0,31%

Minyak menyentuh harga tertinggi delapan bulan


Senin, 30 Oktober 2017 / 16:05 WIB
Minyak menyentuh harga tertinggi delapan bulan


Reporter: Nathania Pessak | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman dan Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan pernyataan akan memperpanjang kontrak pemangkasan produksi, harga minyak WTI pun melambung hingga ke level tertinggi delapan bulan. Mengutip Bloomberg, Senin (30/10) per pukul 14.40 WIB harga minyak melonjak 0,22% ke level US$ 54,02 per barel dibanding harga akhir pekan lalu.

"Rencananya, Rusia dan Arab Saudi akan memperpanjang kontrak pemangkasan hingga kuartal III-2018," ujar Research & Analyst Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar.

Pernyataan tersebut disambut positif oleh pasar, sebab awalnya OPEC dan Rusia hanya akan memperpanjang kontrak sampai kuartal I-2018 saja. "Kemudian komentar baru itulah yang membuat harga minyak terangkat," imbuh Deddy.

Selain itu, berdasar data dari EIA, ekspor minyak AS juga meningkat sebesar 1 juta barel per hari atau setara dengan meningkat tiga kali lipat dibanding tahun lalu. "Dengan adanya peningkatan permintaan seiring dengan pemangkasan produksi, harga langsung bergerak menguat," celetuk Deddy.

Deddy pun meramalkan, jika pernyataan Rusia dan Arab Saudi ini terealisasi, maka bukan tidak mungkin harga minyak masih akan melaju kuat hingga akhir 2018. "Asalkan ini bukan wacana," tandas Deddy.

Deddy juga bilang, saat ini pasar masih menanti pernyataan resmi dari negara-negara anggota OPEC lainnya. "Kalau seandainya hanya pernyataan saja dan tidak benar-benar diberlakukan, ya, minyak akan kembali bearish," ungkap Deddy.

Secara teknikal, Deddy melihat harga bergerak di atas moving average (MA) 50, MA100, dan MA200 yang mengindikasi adanya penguatan harga jangka panjang. Kemudian, relative strength index (RSI) dan moving average convergence divergence (MACD) masing-masing berada di area 67 dan positif. Sedang, stochastic berada di level 96 dan menunjukan area overbought.

Prediksi Deddy, Selasa (31/10) harga minyak masih akan menguat di kisaran US$ 53,24 - US$ 54,47 per barel dan US$ 51,88 - US$ 55,30 per barel untuk sepekan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×