Reporter: Dyah Megasari |
JAKARTA. Minyak mentah (crude oil) diperdagangkan mendekati level tertinggi sejak September 2008 di New York setelah konflik Libia di Afrika Utara dan beberapa negara Timur Tengah semakin memanas. Pasokan dan distribusi minyak diperkirakan masih akan terganggu.
Harga minyak futures cetak rekor selama 30 bulan terakhir setelah sekutu menggempur pasukan Muammar Kaddafi dan pemrotes bentrok dengan pasukan pemerintah di Suriah. Minyak melejit hingga 16% setelah laporan pemerintah AS menunjukkan pasokan minyak mentah naik sedangkan stok bensin turun ke level terendah tahun ini.
"Harga bergerak naik mengikuti premi kekhawatiran," kata Todd Horwitz, kepala riset Adam Mesh Trading Group di New York. Menurutnya, AS masih akan terus menimbun cadangan minyak karena khawatir konflik tersebut tak berdampak jangka pendek.
Minyak untuk pengiriman Mei diperdagangkan di US$ 105,54 per barel, turun 21 sen di New York Mercantile Exchange jam 09:19. Kemarin, harga minyak future naik 78 sen atau 0,7% menjadi US$ 105,75 yang merupakan level tertinggi sejak 26 September 2008. Minyak Brent untuk pengiriman Mei turun 15 sen menjadi US$ 115,55 per barel di London ICE Eropa kemarin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News