Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SYDNEY. Kontrak harga minyak kembali ditransaksikan mendekati level tertinggi dalam dua minggu terakhir. Investor cemas, kekerasan di Libia akan terus berlangsung sehingga mengancam suplai minyak. Selain itu, tingginya kekerasan juga dikhawatirkan dapat mengganggu pengiriman dari Timur Tengah.
Kemarin, kontrak harga minyak naik 1,8% seiring berlangsungnya kekerasan di Libia. Apalagi, makin banyak serangan oleh pasukan koalisi ke Libia untuk menghancurkan tentara pimpinan Libia Muamar Kaddafi dalam beberapa hari ke depan. Sepanjang tahun ini, harga minyak sudah melonjak 15% setelah aksi demonstrasi di beberapa negara seperti Tunisia dan Mesir berhasil menumbangkan pimpinan mereka.
"Timur Tengah dan Afrika Utara akan tetap mempengaruhi harga minyak bergolak jika kekerasan masih terus berlangsung di sana," jelas James Cordier, Portfolio Manager OptionSeller,com di Florida.
Catatan saja, pada pukul 09.51 waktu Sydney, kontrak harga minyak untuk pengantaran Mei diperdagangkan di posisi US$ 104,83 sebarel di NYMEX. Kemarin, harga minyak naik US$ 1,88 menjadi US$ 104,97 per barel.
Sedangkan harga minyak jenis Brent naik 74 sen atau 0,6% dan ditutup di level US$ 115,70 per barel di ICE Futures exchange London.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News