kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Minim sentimen positif, begini proyeksi IHSG pada kuartal II-2020


Kamis, 07 Mei 2020 / 10:33 WIB
Minim sentimen positif, begini proyeksi IHSG pada kuartal II-2020
ILUSTRASI. IHSG diprediksi kembali melemah sepanjang kuartal II-2020


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah tantangan baik dari internal maupun eksternal berpotensi menahan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada kuartal II-2020. Buktinya, pada penutupan perdagangan Rabu (6/5), IHSG kembali terkoreksi 21,34 poin atau 0,46% ke level 4.508,79. 

Head of Research Analyst FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo mengatakan, kondisi pasar modal bakal lebih menantang di kuartal ini. Di mana sentimen dari domestik akan menjadi motor penggerak IHSG.

Pertama, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020 yang jauh dari harapan. Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tiga bulan pertama tahun ini hanya 2,97%. Realisasi ini jauh di bawah prediksi Bank Indonesia (BI) yang yakin ekonomi tumbuh 4,4%.

Baca Juga: IHSG diproyeksi melanjutkan pelemahan di akhir pekan

Merosotnya pertumbuhan ekonomi ini juga diproyeksi bakal berlanjut di triwulan dua tahun ini. BI pun memprediksi pertumbuhan ekonomi akan kontraksi 0,4% di periode April hingga Juni 2020. 

Kedua, pelaku pasar fokus mencermati laporan kinerja emiten sepanjang triwulan pertama. Meski beberapa perusahaan masih mampu mencetak kinerja yang cukup baik, namun tak sedikit juga yang mencatat rapor merah akibat pandemi Covid-19. 

Nah hal ini akan lebih terasa pada kuartal kedua mendatang. 

Sejatinya, menjelang Lebaran, guyuran tunjangan hari raya (THR) dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, indeks keyakinan konsumen (IKK) April 2020 malah turun signifikan menjadi 84,8 dari bulan sebelumnya yang masih ada di level 113,8. 

Menurut Wisnu, ini terjadi lantaran ada kemerosotan penghasilan dan banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK), sehingga THR tahun ini pun turun signifikan.

"Data-data dari domestik itu lebih cenderung menjadi penggerak untuk IHSG ke depannya," ujar Wisnu ketika dihubungi Kontan, Rabu (6/5).

Baca Juga: IHSG melemah 0,46% ke 4.508 pada akhir perdagangan Rabu (6/5)

Selain itu, secara historical, pergerakan IHSG pada Mei juga berpotensi tertahan akibat sell in May atau aksi jual oleh investor. Belum lagi pilihan investor asing yang masih keluar dari IHSG membuat pergerakannya cenderung melemah. 

Dari eksternal, IHSG bakal mendapatkan tekanan karena harga minyak yang melemah serta potensi ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas.

Sementara itu, pelonggaran karantina wilayah di beberapa belahan dunia juga menjadi angin segar untuk bursa global dan IHSG. Hanya saja, menurut Wisnu katalis ini tak cukup kuat untuk mengangkat IHSG. 

Pasalnya, negara-negara tersebut memang lebih dulu terkena virus corona, sementara perkembangan virus corona di Indonesia belum melalui masa puncaknya.

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menambahkan, realisasi pelonggaran lockdown kota-kota besar di dunia memang akan banyak mempengaruhi pergerakan IHSG ke depan. Akan tetapi, ada risiko gelombang kedua penyebaran Covid-19 jika pelonggaran kebijakan dilakukan terlalu buru-buru. 

"Jadi walaupun ada pembukaan lockdown, harus dipastikan dulu Covid-19 sudah benar-benar tuntas," tambahnya.

Baca Juga: Bisnis penjaminan emisi terseret covid-19

Karena itu, Hendriko memproyeksi, pergerakan IHSG pada triwulan kedua ini akan sideways kisaran 4.360-4.900 sembari menunggu sentimen yang akan beredar di pasar. Ia menyarankan pelaku pasar untuk mengoleksi secara bertahap saham-saham dengan fundamental yang baik dan sudah terdiskon.

Sedangkan, Wisnu bilang, target optimistis untuk IHSG berada di level 5.000 dan proyeksi pesimis di level 3.890. Ia bilang IHSG bisa bergerak positif apabila ada kabar baik mengenai obat Covid-19. 

Dalam kondisi saat ini, ia merekomendasikan pelaku pasar untuk wait and see lantaran sentimen negatif masih dominan. Investor juga bisa mencermati saham-saham yang sudah turun cukup dalam dan dapat masuk secara bertahap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×