Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
Sejatinya, menjelang Lebaran, guyuran tunjangan hari raya (THR) dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, indeks keyakinan konsumen (IKK) April 2020 malah turun signifikan menjadi 84,8 dari bulan sebelumnya yang masih ada di level 113,8.
Menurut Wisnu, ini terjadi lantaran ada kemerosotan penghasilan dan banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK), sehingga THR tahun ini pun turun signifikan.
"Data-data dari domestik itu lebih cenderung menjadi penggerak untuk IHSG ke depannya," ujar Wisnu ketika dihubungi Kontan, Rabu (6/5).
Baca Juga: IHSG melemah 0,46% ke 4.508 pada akhir perdagangan Rabu (6/5)
Selain itu, secara historical, pergerakan IHSG pada Mei juga berpotensi tertahan akibat sell in May atau aksi jual oleh investor. Belum lagi pilihan investor asing yang masih keluar dari IHSG membuat pergerakannya cenderung melemah.
Dari eksternal, IHSG bakal mendapatkan tekanan karena harga minyak yang melemah serta potensi ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas.
Sementara itu, pelonggaran karantina wilayah di beberapa belahan dunia juga menjadi angin segar untuk bursa global dan IHSG. Hanya saja, menurut Wisnu katalis ini tak cukup kuat untuk mengangkat IHSG.
Pasalnya, negara-negara tersebut memang lebih dulu terkena virus corona, sementara perkembangan virus corona di Indonesia belum melalui masa puncaknya.